Jember, Jempolindo.id – Siang itu, Dinas Sosial Kabupaten Jember bertandang mengunjungi perempuan ODGJ, yang berdomisili di Desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Senin (17/02/2025).
Saat mengunjungi perempuan itu, Kepala Dinsos Jember Akhmad Helmi, bersama timnya, didampingi Penanggung Jawab Kesehatan Jiwa Puskesmas Bangsalsari.
Perempuan itu bernama Buni Lisanawaroh (26), sudah hampir 10 tahun terpaksa kakinya dibelenggu dengan rantai, dibawah rumpun bambu, belakang rumahnya.
Kondisi tubuhnya tampak sangat kurus, dengan kedua kaki yang sudah mengecil dan sulit bergerak.
Bukan berarti keluarganya tidak sayang, tetapi Buni sering berjalan tanpa arah. Terahir, dia ditemukan berjalan kaki hingga ke wilayah Kecamatan Kencong.
Meski berat hati, kakaknya terpaksa merantai kaki Buni, dan tinggal di sebuah pondok kecil.
“Sudah pernah dibuatkan rumah bambu, tapi rumahnya dirusak,” kata Asim, Kakak Iparnya.
Perempuan itu pernah bekerja sebagai TKW di Malaysia selama 2 tahun, bersama suaminya.
“Buni hamil di Malaysia, lalu pulang, dan melahirkan seorang anak,” ujar Manisa, kakak perempuan yang merawatnya.
Setelah mengetahui, suaminya selingkuh dengan perempuan lain, sejak itu Buni mulai menunjukkan gejala gangguan jiwa.
Buni acapkali menunjukkan sikap marah, dan berjalan sesukanya, hingga pihak keluarga menghawatirkan keselamatan jiwanya.
ODGJ Berbincang Bersama Kadinsos Jember
Saat Kadinsos Jember Akhmad Helmi berbincang bersama Buni, perempuan itu mulanya belum mengenali dirinya.
“Siapa namanya, Buni ya,” tanya Helmi.
Perempuan itu belum bisa menjawab siapa namanya, hanya nyerocos tidak jelas kalimatnya. Hanya selintas menyebut polisi Malaysia.
Sepertinya dia terkenang saat berada di Malaysia, bersama suaminya. Ada semacam ketakutan, yang tampak dari kerling matanya.
Helmi terus mengajaknya berbincang, mencoba mengingatkan Buni tentang dirinya dan keluarganya.
“Buni punya anak ya ?,” tanya Helmi.
“Nggak, saya gak punya anak,” Jawab Buni.
Setelah berbincang cukup lama, perempuan mulai mengingat nama Buni, meski dia menyebut seperti teman berbincangnya.
Memorinya perlahan terbuka, Buni menangis, ketika diingatkan tentang ibunya, yang kini sudah meninggal dunia.
Ditangani Keswa Puskesmas Bangsalsari
Menurut Penanggung Jawab Kesehatan Jiwa Puskesmas Bangsalsari Tri Marheni, sebenarnya perempuan itu sudah pernah akan ditanggulangi perawatannya, namun ketika itu pihak keluarganya belum berkenan.
“Tapi data datanya sudah pernah kami input,” ujar Heni.
Kini, pihak keluarga Buni sudah mulai bisa menerima tawaran untuk mendapatkan penanganan perawatan kesehatannya.
“Setelah ini, kami akan memberikan rawat jalan, dengan pengobatan yang disediakan Puskesmas Bangsalsari,” ujarnya.
Ha
Menurut Pendamping ODGJ Dinsos Jember M Noval, perawatan Buni sepertinya masih bisa ditanggulangi dirumah saja.
“Untuk Ibu Buni, menurut PJ Keswa Puskesmas Bangsalsari, sepertinya masih belum perlu dirujuk ke rumah sakit jiwa,” kata Noval.
Tetapi, setidaknya Dinsos Jember, kata Noval berupaya agar tidak ada ODGJ yang dipasung.
“Kami mencoba melakukan pendekatan kepada pihak keluarga, agar Ibu Buni tidak dipasung, sehingga lebih cepat penanganannya secara manusiawi,” tandasnya. (Slmt)
- Penulis : Selamet Rahardy
- Editor : Miftahul Rachman