Jember _ Jempolindo.id _ Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Jember menyambut kehadiran Prof Dr Unifah Rosyidi Mpd, dengan aksi demo penolakan, di Hotel Aston Jember, pada Minggu (05/05/2024) siang.
Masa aksi ratusan anggota PGRI Jember itu berkumpul di bundaran DPRD Kabupaten Jember, bergerak ke arah timur menuju Universitas PGRI Argopuro (Unipar) Jember.
Setelah berorasi di depan Unipar Jember, masa aksi melanjutkan ke arah timur, menuju jalan Panjaitan, melewati Talangsari, menuju Hotel Aston, tempat diselenggarakannya Halal Bihalal PGRI versi Unifah.
Di depan Hotel Aston, masa aksi meminta Unifah keluar, untuk berdebat, terkait dengan pembekuan kepengurusan PGRI Jember.
Masa aksi sambil membawa spanduk bertuliskan ‘Kami Tidak Mau dipecah Belah ‘.
Sedangkan pada siaran tertulis yang beredar, masa aksi bermaksud menolak SK Pembekuan Kepengurusan PGRI Jember, yang disebutnya sebagai SK Setan.
Aksi Demontrasi itu buntut dari terjadinya konflik kepengurusan PB PGRI antara Unifah dan Teguh Sumarno.
Teguh Sumarno dinyatakan menang dalam Kongres Luar Biasa (KLB), di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, pada Tanggal 3-4 November 2024, masa Bhakti 2023 – 2028, menggantikan Unifah Rosyidi.
Menurut Koordinator Aksi Ilham Wahyudi, yang juga mengklaim sebagai Humas PB PGRI versi H Teguh Sumarno, dalam orasinya menegaskan bahwa yang berhak menentukan benar dan salah adalah pengadilan (PTUN).
“Kepada Unifah Rosyidi, dia masih sengketa, belum menang di Pengadilan, tiba tiba membekukan PGRI Jember,” ujarnya.
Ditengah masih dalam proses sengketa, kata Ilham, tiba – tiba PB PGRI versi Unifah membekukan Kepengurusan PGRI Kabupaten Jember.
“Kami tidak mau dipecah belah, Jember berbeda dengan kabupaten lain, kami sudah solid. Kami tidak mau dibekukan. Tolong cabut pembekuan itu,” ujarnya.
Ilham mengajak anggota PGRI Kabupaten Jember bersatu padu, memperjuangkan hak hak nya, demi lancarnya pendidikan di Kabupaten Jember.
“Dia selama ini tidak pernah memperjuangkan nasib honorer, GTT dan PTT,” tegasnya.
Aksi Demo damai itu, kata Ketua PGRI Jember Supriyono, karena tidak mau terjadinya adu domba diantara para guru, seperti yang terjadi di Kabupaten Banyuwangi.
“Makanya, aksi demo damai kita, tujuannya untuk menunjukkan kepada Bu Unifah, bahwa Jember tidak sama dengan kabupaten lain. Jangan diacak acak,” tandasnya.
Mestinya, kata Supriyono, PB PGRI senang dengan kondisi para guru Jember yang sudah bersatu, bukan malah membuat kekacauan.
Indikasinya, kata Supriyono, akan ada karateker, yang ditujuk Unifah. Acaranya dibungkus dengan kemasan Halal Bihalal.
“Makanya kita menolak, mereka (Kepengurusan Unifah) yang sedang berkonflik,” tandasnya.
Sampai berita diturunkan, belum ada konfirmasi, baik dari Unifah maupun dari Penyelenggara Halal Bihalal PGRI Jember.
Namun, pantauan media dilokasi, Halal Bihalal berlangsung tertutup, sehingga tidak ada yang diperkenankan masuk, kecuali para undangan. (MMT)