Jember_Arjasa. Kehadiran Dima Akhyar di Rumah Pengelola Sanggar Seni “Satria Muda” Tofiq di Desa Candi Jati Kecamatan Arjasa, seperti pisau bedah yang menguak duka sebagian kecil rakyat lapis bawah. Minggu (22/12).
“Sesungguh tak penting saya jadi bupati atau tidak, lebih penting dari sekedar ambisi itu adalah menyambung tali silaturahim. Kita hanya wajib ikhtiar, selebihnya biarlah Tuhan yang menentukan,” tutur Dima.
Sang Bupati Jember Idea’s itu mengawali perbincangannya dengan mencoba menjabarkan gerakan kebudayaan yang selama ini dilakukan bersama para pelaku seni dan kebudayaan.
“Bung Karno, sang founding father mengajarkan Tri sakti, salah satu diantaranya berkepribadian dalam kebudayaan,” katanya.
Secara sederhana, barangkali yang dimaksud Bung Karno menurut Dima adalah sikap sebagai sebuah bangsa yang memiliki karakter unggul dibanding dengan bangsa lain.
“Sebagai sebuah bangsa, kita memiliki seni tradisi yang seharusnyalah dipertahankan,” tegasnya.
Pertemuan malam itu menjadi lebih hidup, saat masing – masing menyampaikan pikirannya yang selama ini terendapkan.
Tofik berkeluh kesah, kehidupan kesenian yang dibinanya belum pernah mendapat sentuhan serius.
“Kalaupun ada, hanya saat dibutuhkan, setelah itu ya gak ada datang lagi,” keluhnya.
Budi alias Pak Nanda mempertanyakan program Dima Akhyar jika kelak terpilih menjadi Bupati Jember. Pertanyaan Budi dijawab Dima diplomatis.
“Segala sesuatunya dalam menata pemerintahan, sebenarnya sudah ada acuan regulasinya, tinggal apakah bupati punya kemauan atau tidak. Semua tercermin dalam politik anggaran,” tegas Dima.
Begitupun pertanyaan Aktivis Buruh Supriadi yang berharap kelak Dima mampu memperjuangkan nasib buruh Kabupaten Jember yang dinilainya masih terpuruk.
Dima menjawab dengan lugas, bahwa Jember Idea’s memiliki komitmen kuat memperjuangkan nasib rakyat tertindas.
“Teman teman yang tergabung dalam Jember Idea’s ada yang aktif ngurusi permasalahan buruh,” katanya.
Begitupun, keresahan Rahmat alias Pak Adel, selama ini kelompok sound mini yang dibinanya, merupakan sebagian kecil masyarakat yang ingin berbuat.
Rahnat juga menyanyangkan, kegiatan yang dilakukannya bersama komunitasnya juga belum pernah disentuh pemerintah.
Dima juga menjawabnya dengan kesungguhan untuk menemani keresahan nereka, selama memungkinkan.
Lebih jauh Dima menegaskan sudah menjadi tanggung jawab bersama agar dilakukan upaya perlindungan dengan terus menjaga dan merawat tumbuh kembangnya kesenian dan kebudayaan dalam berbagai aspeknya.
“Disamping itu, dipandang perlu ada upaya pengembangan segenap potensi yang tumbuh, misalnya dengan memanfaatkan tehnologi modern,” katanya.
Kegelisahan rakyat tak bisa hanya dijawab dengan kata – kata, melainkan dengan peluh dan kerja keras. (*)