15.1 C
East Java

Faida Sang Pejuang Kesehatan Di Mata Rakyat

Loading

Jempolindo.id – Jember. Mendengar Bupati Jember Dr. Hj. Faida MMR, mendapat penghargaan berskala nasional  dari Forum Ikatan Alumni Kedokteran Seluruh Indonesia (FIAKSI) bersama dompet Dhuafa dan PTT Exploration and Production yang menyelenggarakan Health Warrior Award yang digelar di kampus Kedokteran Trisakti Jakarta, jumat  (28/6/2019). Tentu saja kabar itu membanggakan.

Faida dan Hasyiem
dr Faida saat menerima daftar pasien dari Relawan Kesehatan Bangsalsari Ahmad Hasyiem

Kabar itu menguak ingatan para pengagum dr Faida MMR, salah satunya Relawan Kesehatan Taufiq Hidayat yang menanggap penghargaan itu menjadi pantas disandang dr Faida.

“Sangat pantas beliau menerima penghargaan itu,” ucapnya.

Taufik dan Faida
Taufik Hidayat bersama relawan kesehatan dan dr Faida

Taufiq menjadi ingat awal perkenalannya dengan Faida, sekitar awal tahun 2015, ketika 175 orang warga Bangsalsari yang sebagian besar mengidap sakit katarak dan hernia kesulitan mendapat pengobatan.

“Kala itu, saya diperkenalkan teman dengan dr Faida, satu hal yang saya ingat ucapan bu Faida,  kita harus yakin Allah pasti menolong,” katanya sambil mengingat kenangan lamanya.

Taufiq Hidayat
“saya bukan pendukung Faida, meski saya mengaguminya,” kata Relawan Kesehatan Bangsalsari Taufiq Hidayat

Meski Taufiq yang fungsionaris PAC  Partai Gerindra Kecamatan Bangsalsari, saat Faida maju sebagai Calon Bupati Jember harus berbeda arah, karena Partai Gerindra mendukung pencalonan mantan Sekda Jember Sugiarto, tetapi tak menghilangkan kekagumannya.

“Bagaimanapun Bu Faida sudah banyak berbuat untuk memperbaiki kualitas kesehatan warga Jember,” katanya.

Terlepas bahwa dalam prakteknya masih banyak hal yang harus dibenahi, termasuk pemanfaatan ambulan desa, fasilitas kesehatan, sumber daya pelayan kesehatan. Taufik memandang segala kekurangan itu merupakan tanggung jawab bersama.

“Tentu masih banyak pekerjaan rumah Bu Faida agar pelayanan kesehatan warga Jember semakin baik,” katanya.

Taufiq juga menilai kinerja Faida akan semakin baik,  jika diikuti dengan perbaikan layanan kesehatan di Puskesmas Pembantu di desa,Puskesmas tingkat kecamatan dan RSU dr Soebandi.

“Saya masih mendengar ada sih layanan kesehatan yang terkesan kurang profesional. Tentu ini menjadi tantangan Bupati ke depan,” tandasnya.

Pengakuan Faida 

Melalui rekaman wawancaran dengan wartawan, Faida mengakui masih banyak yang harus dibenahi di bidang kesehatan, diantaranya tenaga kerja bidang kesehatan, terutama distribusi dokter ahli yang belum sebanding dengan jumlah penduduk.

“Ada juga perubahan pola transisi yang hebat dibidang pembiayaan kesehatan, dimana pembiayaannya semakin tahun semakin  mahal,” tandasnya.

Sementara, kata Faida, negara negara lain sudah lebih dahulu memulai pembenahan pola pembiayaan. Dirinya merasa tanpa asuransi kesehatan dirasa sangat sulit masyarakat membiayai kesehatannya sendiri.

“Karenanya ada yang lebih mendasar, kali ini pemerintah bersama masyarakat berupaya memperbaiki pola hidup sehat. Sejatinya, pengetahuan tentang pola hidup sehat adalah kunci kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (*)

 

 

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img