15.3 C
East Java

Puluhan Hektar Tanaman Tembakau Terendam Hujan, Petani Wuluhan Terancam Gagal Panen

Loading

Jember _ Jempolindo.id _ Akibat curah hujan tinggi, puluhan hektar tanaman tembakau yang sudah berumur 30 hari, milik  petani Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember terancam gagal panen. Tembakau jenis Na-Oogst tersebut di perkirakan berusia 30 hari. pada Kamis malam (6/7/2023).

jempolindo, jember, wuluhan, petani tembakau, curah hujan tinggi
Lahan tanaman tembakau di Kecamatan Wuluhan yang terendam air hujan

Tanaman tembakau merupakan tanaman musim kemarau, yang rentan terhadap air yang berlebihan. Sehingga, menurut Pujo, Petani asal Wuluhan, jika terjadi curah berlebihan, maka memperbesar resiko gagal panen.

“Sudah dua hari ini, curah hujan tinggi, setidaknya 30 persen lahan milik petani terendam air,” ujar Pujo.

Akibatnya curah hujan tinggi itu, kata Pujo, maka petani hampir dipastikan akan mengalami gagal panen. Sedangkan biaya tanam tembakau, mencapai antara Rp 9 hingga 10 juta.

“Ya, untuk yang sudah terdampak, terpaksa harus dibongkar ulang, agar mengurangi resiko gagal,” katanya.

Biasanya, kata Pujo, kemampuan tanaman tembakau menahan genangan air hanya dalam waktu 24 jam.

“Jika lebih, resikonya akar tanaman sudah tidak normal, dan cenderung membusuk. Ya harus dicabut dan diganti dengan tanaman baru,” katanya.

Mengamati kondisi yang menimpa petani itu, Pengamat pertanian kabupaten Jember Faisol, menyatakan bahwa seharusnya pemerintah turun tangan, untuk menanggulangi kerugian petani.

“Sebenarnya bisa melalui alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang sejak awal bisa direncakan untuk menanggulangi kerugian petani tembakau,” ujar Faisol.

Menurut Faisol, DBHCHT selama ini sudah teralokasikan untuk sosialisasi gempur rokok illegal dan beberapa bantuan sosial lainnya.

“Sedangkan untuk kepentingan petani tembakau, sebagai komponen penghasil tembakau malah belum maksimal,” ujarnya. (Gito)

Table of Contents
SourceGito

Loading

Jember _ Jempolindo.id _ Akibat curah hujan tinggi, puluhan hektar tanaman tembakau yang sudah berumur 30 hari, milik  petani Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember terancam gagal panen. Tembakau jenis Na-Oogst tersebut di perkirakan berusia 30 hari. pada Kamis malam (6/7/2023).

jempolindo, jember, wuluhan, petani tembakau, curah hujan tinggi
Lahan tanaman tembakau di Kecamatan Wuluhan yang terendam air hujan

Tanaman tembakau merupakan tanaman musim kemarau, yang rentan terhadap air yang berlebihan. Sehingga, menurut Pujo, Petani asal Wuluhan, jika terjadi curah berlebihan, maka memperbesar resiko gagal panen.

“Sudah dua hari ini, curah hujan tinggi, setidaknya 30 persen lahan milik petani terendam air,” ujar Pujo.

Akibatnya curah hujan tinggi itu, kata Pujo, maka petani hampir dipastikan akan mengalami gagal panen. Sedangkan biaya tanam tembakau, mencapai antara Rp 9 hingga 10 juta.

“Ya, untuk yang sudah terdampak, terpaksa harus dibongkar ulang, agar mengurangi resiko gagal,” katanya.

Biasanya, kata Pujo, kemampuan tanaman tembakau menahan genangan air hanya dalam waktu 24 jam.

“Jika lebih, resikonya akar tanaman sudah tidak normal, dan cenderung membusuk. Ya harus dicabut dan diganti dengan tanaman baru,” katanya.

Mengamati kondisi yang menimpa petani itu, Pengamat pertanian kabupaten Jember Faisol, menyatakan bahwa seharusnya pemerintah turun tangan, untuk menanggulangi kerugian petani.

“Sebenarnya bisa melalui alokasi Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT), yang sejak awal bisa direncakan untuk menanggulangi kerugian petani tembakau,” ujar Faisol.

Menurut Faisol, DBHCHT selama ini sudah teralokasikan untuk sosialisasi gempur rokok illegal dan beberapa bantuan sosial lainnya.

“Sedangkan untuk kepentingan petani tembakau, sebagai komponen penghasil tembakau malah belum maksimal,” ujarnya. (Gito)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Berita Populer