Jember _ Jempolindo.id _ Pemkab Jember bersama Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) bersepakat membuat MoU (kerjasama) buka kawasan terisolir. Penandatanganan MoU itu berlangsung di Pendopo Wahyawibawagraha, pada Rabu (08/03/2023).
Baca Juga : TNMB dan Pemkab Jember Garap Bandealit
Selama ini, sekira 3000 Warga Jember yang hidup di tengah kawasan TNMB, kondisinya memperihatinkan. Akses jalan sepanjang 15 Km, praktis masih belum tersentuh pembangunan.
“Kondisi itu, yang membuat kami tersentuh untuk memperhatikan kehidupan warga Jember yang tinggal di sekitar kawasan TNMB,” kata Bupati Jember Hendy Siswanto.
Untuk tahun 2023, Hendy mentargetkan bisa membangun akses jalan, sepanjang 10 Km.
“Kita menyesuaikan dengan kemampuan anggaran, tahun ini semoga bisa selesai 10 km. Tinggal 5 km, sisanya bisa pada tahun berikutnya,” ujarnya.
Selain kehidupan masyarakat sekitar TNMB, memperihatinkan, kata Hendy, sektor pendidikan juga mengalami ketertinggalan.
“Akses internet sulit, sehingga pada saat pandemi covid-19 kemarin, kegiatan belajar mengajar harus daring, gurunya harus naik dulu ke tempat ketinggian, baru kemudian memberikan pelajaran kepada murid- muridnya,” ujarnya.
Pantauan jempolindo, guru pengajar yang mengajar di SD Negeri, yang berada di tengah kawasan TNMB, setiap hari harus berjalan kaki, menempuh jarak 15 km.
Karenanya, kondisi yang sangat memperihatinkan itu mendorong Bupati Jember, untuk melakukan percepatan pembangunan kawasan terisolir itu.
Sebagaimana yang menjadi syarat dari perjanjian kerja sama (PKS) antara Pemkab Jember dan TNMB, diantaranya kata Hendy ketersediaan RKT dan RPP.
“Untuk itu, kita targetkan syarat itu sudah selesai dalam jangka waktu paling lama tiga bulan,” Ujarnya.
Jempolindo _ Kepala TNMB Jember
Kepala TNMB Jember Nuryadi SHut MP, usai penandatanganan MoU, menyampaikan bahwa pembangunan akses jalan di kawasan TNMB memiliki peranan penting.
“Sehingga dapat membuka ruang wisata hutan berbasis masyarakat,” ujarnya.
TNMB, kata Nuryadi merupakan asset negara, yang harus dijaga kelestariannya. Karena kawasan TNMB selama ini dikenal sebagai kawasan tangkapan air, hidrolis, dan penyedia oksigen.
“Maka dengan dibangunnya infrastruktur yang memadai, akan semakin membuka partisipasi masyarakat untuk turut menjaga kelestarian nya,” katanya.
Menjaga kelestarian hutan, kata Nuryadi bisa dilakukan dengan membuka pemanfaatan potensi ekonomi non kayu.
“Agar fungsi Hutannya tetap bisa Lestari, maka dapat dilakukan dengan memberdayakan fungsi ekonomi lainnya, yang non kayu,” tegasnya. (Gito)