Yayasan Alit Bangunkan Mimpi Gen-Z Jember

jempolindo, jember, Yayasan Alit, Gen-Z
Sarasehan Yayasan Alit Indonesia di Sukorambi Jember

Loading

 Jember _ Jempolindo.id _ Yayasan Alit (Anak Lintang) Indonesia, menggelar Sarasehan bertajuk “Membangun Gen-Z, sebagai Duta Remaja Untuk Desa Berdaya”. Sarasehan itu berlangsung di Pule Resto, Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember, Jawa Timur, pada Selasa (11/04/2023) pukul 14.30 WIB.

jempolindo, jember, Yayasan Alit, Gen-Z
Binaan Yayasan Alit di Kabupaten Jember

Baca juga: Digitalisasi Produk Dalam Upaya Pengembangan Usaha

Hadir pada sarasehan itu, Direktur Eksekutif Alit Indonesia Yuliati Umrah SP, Pengelola Lingkar Kreatif Independen Bobby Rahardyan, Penanggung Jawab Jempolindo Miftahul Rachman, dan Anggota Komisi A DPRD Kabupaten Jember Try Sandi Apriana.

Mendapat kesempatan pertama, Dalam paparanya, Direktur Eksekutif Alit Indonesia Yuliati Umrah SP, menyebut bahwa ternyata sudah lebih dari dua tahun  Yayasan Alit Indonesia  melakukan pendampingan  Generasi muda di Kabupaten Jember.

“Kami memiliki ketertarikan tersendiri kepada budaya masyarakat Jember, terutama saat kami menemukan adanya perdagangan gadis dibawah umur, untuk kepentingan bisnis,” ulas Yuliati.

jempolindo, jember, Yayasan Alit, Gen-Z
Peserta sarasehan Yayasan Alit di Jember

Menurut alumni Universitas Airlangga itu, terjadinya perdagangan perempuan di bawah umur di Kabupaten Jember tergolong tinggi.

“Setelah kami telusuri, ternyata memang ada istilah Jamur (Janda Muda di Bawah Umur) yang lumayan tinggi angkanya. Ini menjadi keprihatinan kami,” ujarnya.

Tingginya angka Jamur itu, kata Yuliati merupakan dampak dari terjadinya pernikahan di usia muda, yang berdampak juga pada tingginya angka stunting.

“Isu itu menjadi salah fokus Yayasan Alit, dengan mencoa melakukan pendampingan, agar ada pemahaman tentang pentingnya pengertian usia menikah,” ujarnya.

Melalui berbagai upaya pendampingan, Yayasan Alit, kata Yuliati memilih Desa Klungkung dan Desa Karangpring, keduanya berada di Kecamatan Sukorambi sebagai wilayah sasaran pendampingan.

“Hasilnya, tentu saja semakin tumbuhnya kesadaran di kalangan remaja, terutama yang tinggal di pedesaan, untuk lebih lebih berdaya,” tegasnya.

Kini, menurut Yuliati, pemuda hasil dampingan Yayasan Alit telah memiliki kemampuan untuk mengolah potensi yang ada di desanya, menjadi sesuatu yang lebih bernilai jual. Diantaramya, mengolah bunga mawar menjadi sabun, mengolah pisang menjadi kue, membuat dupa dari bunga mawar dan produk lainnya, yang bahan bakunya ada di desa tersebut.

“Kami ingin, agar mereka terus berkembang. Karenanya, kami membutuhkan sinergi dengan segenap pihak, agar ada upaya pendampingan yang berkelanjutan, bukan hanya even – even sesaat saja,” ujarnya.

Jempolindo _ Try Sandi Siap Berkolaborasi

Mendengar paparan Yayasan Alit, cukup menginspirasi Anggota Komisi A DPRD Jember Try Sandi Apriana, yang juga menjadi pemantik pada sarasehan itu. Dia menegaskan siap membangun kolaborasi bersama Yayasan Alit.

“Sudah menjadi komitmen kami, untuk bersama – sama membangun generasi muda di Kabupaten Jember, agar lebih berdaya,” ujarnya.

Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Jember itu, menegaskan siap bersama – sama mengembangkan pemuda Kabupaten Jember bersama Yayasan Alit. Jika perlu, dirinya akan menyiapkan segala keperluan untuk lebih memberdayakan pemuda.

“Berapa kebutuhan untuk mengembangkan budi daya bunga mawar, bisa kita bicarakan bersama. Kami akan coba siapkan,” tandasnya.

Lingkar Kreatif Independen

Pada kesempatan itu, Lingkar Kreatif Independen Bobby Rahardyan, bersepakat bersama Yayasan Alit untuk bersama – sama mengawal pemberdaaan generasi Z, melalui strategi kebudayaan.

“Linkrafin juga dibangun dengan semangat yang sama, yakni menjadi wadah bagi generasi muda yang kreatif dan inovatif,” katanya.

Bahkan Linkrafin, kata Bobby telah berhasil membawa generasi muda Kabupaten Jember, berprestasi di kancah nasional.

“Lingkar Kreatif Independen (Linkrafin) berhasil terpilih juara 1 dan juara favorit pada malam final lomba Karya Musik Anak Komunitas (KAMU AKU) Kita Indonesia yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (Kemenparekraf RI), pada tahun 2021,” paparnya.

Menurut Bobby, Generasi Z memiliki jaman dan caranya sendiri. Mereka tumbuh dan berkembang, dalam nuansa budaya yang berbeda dengan para generasi sebelumnya. Bobby mengajak agar generasi untuk bangkit.

“Nilai – nilai para leluhur, kita simpan terlebih dahulu, sebagai etika yang menhaluskan jiwa. Namun, harus generasi muda harus tumbuh sesuai dengan eranya,” katanya. (*)