Wujudkan Jember Daulat Pangan, Bupati Jember Kembangkan Pertanian Organik

Loading

Jember – Jempolindo.id _  Untuk mewujudkan Jember Daulat Pangan, Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto  ST IPU  ASEAN  Eng, kembangkan pola pertanian organik.

Baca juga: 11119 Peserta Tajemtra 2023, Bupati Jember: Jangan Lupa Sholat 

Bupati Jember, menyampaikan gagasan itu, saat menjadi pembicara dalam program Special Interview yang dilaksanakan oleh  detik.com, di Lobby Hayam Wuruk, Singhasari Resort, Kota Batu, pada Senin (27/11/2023) pagi.

Menurut Hendy, kini Jember menjadi salah satu daerah penyanggah ketahanan pangan, baik skala regional Jawa Timur, maupun nasional.

“Bahkan, Jember salah satu daerah penyokong utama kekuatan ketahanan pangan yang didukung dengan potensi lahan pertanian dan perkebunan yang ada di Jember,” paparnya.

Bahkan, Kabupaten Jember telah ditetapkan sebagai daerah swasembada dan ketahanan pangan oleh Gubernur Jatim 2022.

Meski, masih ada persoalan besar secara nasional,  yang juga berpengaruh secara langsung kepada hasil pertanian maupun perkebunan, yakni adanya  kelangkaan pupuk.

Pada 2023, Bupati Hendy menerangkan bahwa Pemkab Jember menjelang HUT Pemkab Jember ke-95,  saat ini sedang membangun pabrik pupuk organik sebagai hadiah untuk seluruh warga Jember.

Khususnya, para petani. Baik adanya rencana pembagian pupuk organik secara gratis, hingga  mengajak petani menggunakan pola tanam organik.

Pola tanam organik, kata Hendy, merupakan upaya  mewujudkan Jember Daulat Pangan,menuju ketahanan pangan Kabupaten Jember.

“Rencana merk pupuk organik Jember bakal diberi nama Si Jempol alias Jember pupuk organik lengkap,” ucap Hendy.

Pengembangan pupuk organik ini, menurut Hendy, merupakan upaya pertanian berkelanjutan.

“Soalnya, kabupaten bahkan negara manapun pasti butuh pertanian, entah teknologi berkembang seperti apa, mereka tetap butuh lahan pertanian,” tutur Hendy.

Jember Daulat Pangan Berdayakan Kelompok Tani

Di Kabupaten Jember, kata Hendy, terdapat sebanyak 83 kelompok tani, yang sebelumnya telah memproduksi pupuk, bahkan sudah mengekspor hingga Afrika.

“Namun, banyak petani yang ragu, takut tidak panen, sedangkan pupuk langka. Untuk itu, kami menyiapkan pabrik pupuk organik,” lanjutnya.

“Kami sekarang melakukan MOU dengan IPB, Pupuk Indonesia, dan Univ. Jember,” imbuhnya.

Puluhan komunitas itu, dikumpulkan lalu mengklaster ribuan hektar menjadi enam klaster.

Setiap klaster, dilakukan uji coba dengan pupuk organik berbeda.

“Kami punya lahan sekitar 7 hektare, lalu kami buat uji coba. Estimasi saya, perlu tanam sekitar 5 hingga 6 kali tanam untuk meyakinkan para petani. Nantinya, pupuk akan digratiskan,” pungkasnya. (Sumber Berita: Dinasti Kominfo Jember)