Jember – Curahmalang – Jempolindo.id –Banyak cara untuk bertahan ditengah Pandemi Covid-19, bahkan dengan mengembangkan Labu Botol, juga mampu menanggulangi kesulitan ekonomi. Seperti yang dilakukan Toyyib. Warga Desa Curahmalang Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember,
Labu botol atau labu air, nama ilmiahnya Legenaria Siceraria, merupakan tanaman merambat tropis maupun subtropis, dalam keluarga Cucurbitaceae
Dua varietas labu botol, diantaranya Pusa Summer Prolific Long dan Arka Bahar. Untuk yang berjenis manis biasanya digunakan untuk sayuran, sedangkan yang rasanya pahit biasanya digunakan untuk obat herbal.
Jika labu yang dimanfaatkan sebagai sayur, harga di pasaran hanya sekitar Rp.5.000-Rp.10.000.per biji.
Tetapi, labu botol yang dibudidayakan Toyyib, harganya bisa mencapai Rp 75.000 per buah.
“Karena labu ini bisa punya nilai seni yang lumayan disukai pasar,” ujar Toyyib, yang dijumpai Jempol saat berada di kebun labunya, pada Minggu (13/11/2022).
Toyyib baru menekuni budidaya labu botol sejak awal tahun 2022, yang bibitnya melalui on line, dari penyedia bibit Jepara Jawa tengah.
Selain bisa dimanfaatkan sebagai sayur dan obat, menurut Toyyib labu botol harga bisa lebih malah, karena bisa dimanfaatkan untuk menyimpan air minum.
“Buah labu botol ini banyak diminati oleh pelaku seni yang ada di pulau Bali, ini yang ada malah sudah diborong, sekitar 100 biji,” ujarnya.
Tehnik budidayanya, kata Toyyib tidak terlalu sulit, bisa ditabur langsung, atau dengan memindahkan bibit yang sudah agak besar, pada media tanah seadanya.
“Tanaman ini merambat, hingga mencapai panjang antara 9 sampai 10 meter, karenanya untuk merambatnya bisa menggunakan tratakan bambu, sehingga lebih tertata,” katanya.
Labu botol yang sudah berusia 3-4 bulan sudah bisa berproduksi.
“Namun karena untuk tempat minum, jadi baru bisa dipanen setelah berumur cukup tua, lebih tua jika untuk sayuran dan obat,” tuturnya.(Gito)