Unras Mahasiswa UIN KHAS Jember Berujung Bentrok

Unras Mahasiswa UIN
Caption : Unras Mahasiswa UIN KHAS Jember berujung bentrok

Loading

Jember – Unras Mahasiswa UIN KHAS (Universitas Islam KH Achmad Shiddiq) Jember, yang digelar sejak hari Jum’at (18/02/2022) berujung bentrok. Pasalnya, sejumlah petugas keamanan kampus dan warga sekitar, tiba-tiba membubarkan tenda yang didirikan sekelompok mahasiswa yang sedang berunjuk rasa. Peristiwa terjadi pada hari Minggu (20/2/2022) sekira  pukul 16.00 WIB.

Ratusan mahasiswa itu menuntut keringanan pembayaran UKT (Uang Kuliah Tunggal), sedsangkan  pengajuan keringanan UKT hanya diberika kepada 545 mahasiswa. Sedangkan  sekitar 3000 mahasiswa yang mengajukan keringanan pembayaran UKT, tidak mendapatkan kejelasan.

Menurut keterangan Korlap Aksi  Bima Agung Sih Pangestu saat dikonfirmasi wartawan, pada Minggu malam (20/2/2022), setelah kejadian bentrok, semula pihak rektorat menyepakati  45 persen yang mendapat keringanan.

“Tapi yang dikonfirmasi, malah hanya 545 mahasiswa. Jadi ini maksud aksi kami untuk menanyakan itu,” kata Bima.

Terkait bentrokan, kata Bima, bentrokan bermula dari kedatangan polisi yang  bermaksud membubarkan aksi. Pihaknya hanya berusaha bertahan, dari upaya pihak keamanan kampus yang berniat  akan membubarkan massa aksi.

Namun, Bima menyayangkan, bukan  hanya  pihak keamanan kampus yang berniat membubarkan masa kasi,  warga juga terprovokasi ikut membubarkan. Termasuk juga  sebelum ada bentrokan, datang satu kompi polisi dari Polres Jember.

“Kita bertahan, tidak ingin membubarkan diri. Karena maksud aksi kami belum diterima pihak kampus. Tadi sekitar pukul 18.00 WIB, Rektor (Profesor Babun Suharto) juga datang tapi tidak bermaksud menyelesaikan atau menjawab tuntutan kami,” ungkap Bima.

Tiba-tiba, masa aksi dipukul dan dipaksa membubarkan diri. Padahal, kata Bima aksi hanya  di depan Kantor Rektorat. Jalan yang ditutup hanya akses masuk ke gedung rektorat, bukan menutup jalan perumahan milenia ataupun ke pemukiman warga.

“Tapi kami tiba-tiba diserang. Ada 5 teman kami terluka. Rata-rata luka di kepala, dan di dada. Karena pukulan tangan kosong dan tendangan dari sepatu petugas keamanan,” ungkapnya.

Akibat dari bentrokan itu, menurut keterangan Bima, didapatkan satu orang mahasiswa yang terluka parah, kondisinya kritis,  belum sadarkan diri, dan masih dirawat di Puskesmas Mangli.

“Itu akibat pukulan balok kayu dengan panjang kurang lebih 1,5 meter. Tadi ada warga yang terprovokasi yang memukul,” imbuhnya.

Bima menyampaikan kekecewaannya, atas peristiwa yang menimpa kawan-kawan mahasiswa.

“Kita hanya minta keringanan, tapi kenapa kita malah yang diserang. Kita berharap ada keadilan dan kepedulian kampus,” katanya.

Sebenarnya, tambah Bima, masa aksi memang berniat bertahan, hingg tuntutannya dipenuhi. Nampaknya, pihak rektorak menjadi gerah, karena  pada hari Senin (21/2/2022) akan ada acara Dies Natalies UIN KHAS, yang rencananya dihadiri Gubernur Jawa Timur, dan Bupati Jember.

“Tapi selama tuntutan kami tidak diperhatikan, kami akan tetap bertahan! Malam ini masih ada 150 mahasiswa yang tetap bertahan di pos depan gerbang kampus. Kegiatan kita diawasi polisi. Tapi kita tetap bertahan,” tandasnya.

Terpisah, pihak rektorat dari UIN KHAS Jember Profesor Babun Suharto belum bisa dikonfirmasi. Namun salah seorang petugas Rektorat UIN KHAS Jember yang enggan disebutkan namanya mengatakan, terkait aksi unras yang dilakukan mahasiswa  terkait pengajuan keringanan pembayaran UKT.

“Tapi memang ada persoalan dan saat ini masih dicari penyelesaian yang baik. Besok mungkin bisa dijelaskan. Sekarang sudah malam, Pak Rektor mungkin sudah istirahat,” katanya. (*)

Table of Contents