JEMBER – Tape Mayang Madu produksi UMKM Desa Tegal Waru Kecamatan Mayang memang beda dengan tape pada umumnya, terasa lebih legit dan higienis.
Pengakuan pengelola Tape Mayang Madu, Muhammad Sueb menuturkan,.sejak 20 tahun secara turun temurun keluarganya memproduksi tape dengan cara konvensional.
“Tape ini dari bapak saya, produksinya ala kadarnya, dijual dengan kemasan seadanya,” tutur Sueb
Saat dikonfirmasi Jempol di Rumahnya, bersamaan dengan kunjungan Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU, dalam rangka Safari ramadhan, yang bertajuk Wes Wayahe Jember Berbagi, beserta jajaran OPD Pemerintahan Kabupaten Jember, Sabtu (16/04/2022) Sore, Sueb menuturkan, sejak masa Pandemi Covid-19, tahun 2020 kata Sueb yang mengajar di salah satu SMP swasta di Mayang itu, mulai dicoba untuk memproduksi dengan cara yang lebih higienis.
“Sejak masa Pandemi, saya berembug dengan istri untuk mencoba mengolah tape ini agar lebih higienis, dengan tampilan yang lebih bagus, dijual seharga Rp 20.000 kemasan 700 gram,” ujarnya.
Perbedaannya dengan tape sebelumnya, menurut Sueb terletak pada cara pengolahannya, sehingga kualitas tapenya lebih bagus.
“Cara mencuci, memotong, dan membersihkan seratnya juga sudah beda, serta kemasannya, sekarang sudah pakai kemasan yang lebih baik,” tuturnya.
Dengan perubahan cara pengolahan dan kemasan itu, menurut Sueb hasil pemasaran terbukti lebih meningkat jauh. Sekarang sudah mencapai 6 kwintal per hari.
“Itu kalau hari biasa, kalau menjelang lebaran seperti sekarang bisa mencapai 1 ton per hari,” ujarnya.
Pemasaran Tape Mayang Madu menurut Sueb sudah merambah ke berbagai daerah di Indonesia.
“Setidaknya kami sudah punya 100 resailer yang membantu menjualkan,” tegasnya.
Bahan baku ketela pohon jenis kuning sebagai bahan Tape Mayang Madu, kata Sueb didapat dari daerah sekitar.
“Sebagian kami tanam sendiri, kekurangan nya kami beli dari warga sekitar,” tutupnya. (Agung)