17.8 C
East Java

Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Jember, Kunjungi Keluarga Diduga Korban TPPO di Kamboja 

Jember, Jempolindo.id – Prihatin atas nasib dua warga Jember, yang diduga menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di Kamboja, Sekretaris Komisi D DPRD Kabupaten Jember Indi Naidha, mengunjungi keluarga korban, pada Rabu (09/04/2025).

Dua warga asal Jember, Jawa Timur itu, diketahui kakak beradik, masing masing bernama Balqis Safira Nur Firdausi (23) dan Thariq Wachid Ismail (27), warga asal Kelurahan Tegal Besar, Kecamatan Kaliwates, Jember.

Baca juga: Diduga  Korban TPPO, Legislator PDIP Jember Perjuangkan Nasib Warga Jember Yang Disekap di Kamboja 

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, terkait kejadian ini, ibu korban, dibantu temannya untuk meminta tolong kepada Sekretaris Komisi D DPRD Jember Indi Naidha.

Menurut legislator PDI Perjuangan itu, saat ini kondisi kedua korban, sedang dalam proses dan upaya pemulangan ke Indonesia. Indi mengaku sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan Anggota DPR RI.

“Dari kejadian ini, ibu ini datang ke saya. Informasi yang saya dapat kedua anaknya sudah bekerja 2 tahun di Kamboja. Tidak dapat gaji sesuai janji, dan juga ada penyekapan. Dari informasi kami, ada 5 orang yang lainnya. Dua ini asal Jember,” ujar Indi.

Setelah mendapatkan pengaduan dari Ibu korban, Indi segera melakukan langkah langkah koordinasi.

“Kami dari DPRD Jember berkoordinasi dengan Bang Nico Siahaan Anggota Komisi 1 DPR RI, dengan asprinya Mbak Puan Maharani, yang juga Sekretaris DPP Banteng Muda Indonesia. Alhamdulillah ada progressnya, para korban upaya dibantu di KBRI di sana (Kamboja),” ujarnya.

Selain berkoordinasi dengan jajaran PDI Perjuangan, Indi juga berkoordinasi dengan Disnaker Provinsi Jatim.

“Semoga upaya ini ada hasil dan bisa segera pulang ini,” harapnya.

Penuturan Ibu Korban

Saat dikunjungi Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Jember, Ibu kedua korban, Tutik Suhartini (56) berharap, agar kedua anaknya bisa kembali pulang ke rumah.

Menurut penuturan Tutik, kedua anaknya nekat merantau ke Kamboja, karena bujuk rayu seseorang.

“Serta berniat bekerja di luar negeri untuk mendapat penghasilan lebih baik, untuk membantu kedua orang tuanya,” katanya.

Mulanya, Thariq Wachid Ismail (anak pertamanya, melalui temannya diajak kerja, di digital advertising, kemudian ditaruh di Surabaya dikasih apartemen.

“Sempat video call sama saya, namanya anak-anak masih baru 2 bulan (lulus SMA), Alhamdulillah bangga,” kisahnya.

Thariq lalu mengajak adiknya (Balqis Safira Nur Firdausi) ikut kerja. Setelah kurang lebih satu bulan, mereka dipindah ke ke Batam.

“Di Batam itu sekitar satu atau 2 bulan,” ujar Tutik saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Jember, Rabu (9/4/2025).

Saat berada di Batam itu, lanjutnya, kedua korban diarahkan untuk membuat paspor. Guna persyaratan bekerja ke luar negeri.

“Saat itu saya tanya, Kok tidak pulang? Dijawab katanya kerasan, kemudian disampaikan kalau mau buat paspor. Saya kembali tanya, buat apa? Ke Kamboja,” katanya menirukan percakapan lewat video call saat itu.

Saat disampaikan untuk merantau ke Kamboja, Tutik mengaku khawatir. Namun kedua anaknya berusaha meyakinkan Tutik, bahwa pekerjaan yang akan dijalaninya aman.

“Saya bilang apa tidak takut ke Kamboja? Dijawab lagi, katanya berangkat satu tim. Saat itu sempat pulang (ke Jember) buat paspor, dan saya antar kembali ke Surabaya untuk berangkat. Tapi saat itu tidak langsung ke Kamboja, namun kembali ke Batam dulu. Kemudian berangkat ke Kamboja,” ujarnya.

Dalam proses keberangkatan itu, kata Tutik, komunikasi dengan kedua anaknya masih lancar. Diketahui kedua anaknya itu berada di Batam, kemudian menyeberang ke Singapura.

“Di Singapura dua hari, kemudian berangkat lagi katanya. Disampaikan anak-anak saya berada di daerah perbatasan, antara Thailand dengan Kamboja. Saya tidak tahu nama daerahnya. Di sana bekerja di sebuah perusahaan, anak saya Thariq mengajari juga mengajari teman-temannya tentang IT,” ujarnya.

Lebih lanjut kata Tutik, entah berapa lama bekerja di perusahaan tersebut. Kedua anaknya kemudian dikabarkan berpindah ke perusahaan lain di Kamboja. Saat di perusahaan kedua tersebut, mulai muncul persoalan.

“Anak-anak kurang lebih 2,5 tahun di luar negeri, sejak Oktober 2022. Posisi terakhir di Kamboja. Sekitar tahun 2024 Ayahnya meninggal. Thariq sempat pulang, tapi untuk Balqis masih di sana. Kemudian setelah pemakaman ayahnya, Thariq kembali ke sana (Kamboja) untuk kerja itu,” jelasnya.

“Karena ayahnya sudah tidak ada, mereka ingin pulang. Tapi paspornya ditahan oleh perusahaan,” katanya.

Katanya, jika ingin pulang mereka harus menebus dengan sejumlah uang sebesar Rp100 juta.

Sempat Pulang Kampung

“Saat itu saya bingung cari pinjaman kemana. Akhirnya anak-anak nekat kabur, setelah saya nekat cari pinjaman uang Rp 13 juta. Mereka pun kabur,” ujarnya.

Dalam upaya menyelamatkan diri itu, kedua anaknya berjuang untuk sampai ke kantor KBRI di Kamboja. Saat itu, salah satu korban Thariq dalam kondisi sakit.

“Mereka kabur, beruntung bertemu seseorang asal Indonesia bernama Veru, temannya Thariq. Dibantu naik taksi, mereka kabur ke Phnom Penh (Ibukota) Kamboja untuk ke KBRI,” katanya.

Saat dalam perjalanan, Thariq sakit dan mereka sempat menyerah. Bilang kalau mereka sudah capek, apalagi Thariq tidak bisa jalan lagi, pasrah dan bilang rela mati di sana.

“Saya takut dan kepikiran,” ungkapnya, dengan nada lirih dan sedih sembari menangis.

Mereka Bertahan di Persembunyian

Kini, mereka bertahan hidup di Kambojo, sambil menunggu bantuan. Karena KBRI masih tutup. Mereka sementara tinggal di tempat aman.

“Saya berharap, tolong bantu anak saya pulang. Saya dibantu sampai ke Bu Indi (anggota DPRR Jember) ini, karena saya tidak tahu harus kemana,” harapnya.

Ibu itu mengkhawatirkan nasib kedua anaknya, bahkan mungkin mengalami berbagai ancaman, termasuk ancaman nyawa.

“Saya mohon untuk mengusulkan ke ke pusat. Supaya anak saya segera pulang karena nyawa anak saya juga terancam. Tolong bantu anak saya pulang,” tutupnya. (#)

- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img