18.5 C
East Java

Sebuah Amanah Untuk Menghidupkan Kembali Mazhab Ciputat

Jempolindo.idMazhab Ciputat adalah sebuah kelompok pemikiran keislaman yang cukup berpengaruh di Indonesia, terutama di kalangan intelektual Muslim. Mazhab ini menekankan perpaduan wahyu dan akal dalam memahami dan mengaplikasikan ajaran Islam.

Berikut sebuah tulisan, yang diterima redaksi. Tulisan, meski pendek, namun cukup menarik untuk disimak. 

Setiap permulaan, akan selalu ada tantangan. Akan ada pula banyak pertanyaan yang muncul di permukaan. Tetapi, mulailah saja dan lakukan.

Biar waktu yang menemukan dan memberikan jawaban, serta menentukan arah menuju tujuan.

Siang itu, Sabtu, 10 Mei 2025, seorang senior dan intelektual muda pemegang gelar SJD (Doctor of Juridical Science) Universitas California (UCLA) School of Law menghampiri saya dan sejenak berbincang, di sela acara Halalbihalal KAHMI-HMI Cabang Ciputat 2025.

“Saya diberikan amanah untuk menghidupkan kembali Mazhab Ciputat. Itu wasiat dari Kak Edi (Prof Azyumardi Azra) sebelum meninggal. Untuk menghidupkan kembali Mazhab Ciputat, saya, kita akan mengajak alumni-alumni muda untuk bergabung menjadi tim. Semoga Sabir berkenan ikut gabung,” ujarnya.

Saya terhenyak. Sorot matanya tajam, penuh optimisme. Saya hanya menjenguk senyampang tersenyum.

Tapi, puzzle-puzzle dalam ingatan saya bertali-temali. Senior dan intelektual muda itu memiliki reputasi panjang di kalangan intelektual Ciputat.

Jebolan dan mantan “imam” Forum Mahasiswa Ciputat (FORMACI). Namanya melampaui sosoknya.

Saya mengenalnya sejak semester 1 dulu di tahun 2006 saat Latihan Kader (LK) 1 HMI Komfakda. Saya bahkan pernah menulis profilnya dan terbit di harian Media Indonesia tahun 2009, sebelum ia berangkat melanjutkan S2 ke Australia.

Di kalangan kader dan aktivis HMI, ia dikenal sebagai seorang NDP-er, penguasaannya terhadap Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI bukan kaleng-kaleng.

Ia tak lain adalah Kak Zezen Zaenal Muttaqin. Di ranah karya fiksi (novel), ia memiliki nama pena “Ang Zen”. Karya novelnya “Bintang di Atas Alhambra” terbit tahun 2013 lalu.

Hampir selang sepekan, kami bersua kembali di ruang kerjanya di Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), 16 Mei 2025. Di ruang yang apik itu, kami berbincang lebih serius.

Pada akhirnya, Kak Zezen berhasil menjawab segala keraguan saya dan meyakinkan saya untuk bergabung ke dalam tim Mazhab Ciputat.

“Tim inti dari Mazhab Ciputat, yang diajak dan bergabung, kalau dilihat itu hampir seluruhnya adalah pemikir dan penulis,” tuturnya , lalu kami saling bersalaman.

Paragraf pertama di atas mendapatkan ruang afirmasi, kala tim Mazhab Ciputat bersua di kediaman Kak Zezen, 25 Mei 2025.

“Mazhab Ciputat adalah arus pemikiran yang lahir dari nalar kritis. Mazhab Ciputat reborn ini menyambungkan warisan para intelektual Ciputat sebelumnya dengan era kekinian. Mazhab Ciputat menjadi open platform bagi siapapun, rumah intelektual ini tidak terbatas pada asal organisasi,” tutur Kak Zezen.

Pertemuan tim Mazhab Ciputat pada 25 Mei lalu adalah pertemuan kedua untuk mematangkan 4 sekolah yang akan dibuka, silabus, dan kebutuhan-kebutuhan teknis lainnya.

Foto maupun video dalam unggahan ini adalah “jejak” pertemuan 25 Mei. Penasaran dengan 4 sekolah Mazhab Ciputat & bagaimana cara ikut dalam masing-masing sekolah? Tetap stay tune di akun IG @mazhabciputat. (#)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img