Jember, Jempolindo.id – Bupati Jember Muhammad Fawait sebut program Makanan Bergizi Gratis (MBG) adalah hadiah terindah dari Presiden RI Prabowo Subianto, untuk rakyat Indonesia.

Gus Fawait menyampaikan pernyataannya, saat menghadiri peresmian dan Tasyakuran Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi ( SPPG ) dan Dapur MBG, Yayasan Satuan Pendidikan Dan Asuhan ( YSPA ), bertempat di Bintoro Kabupaten Jember, pada Senin (12/05/2025).
Hadir pada kesempatan itu, mantan Bupati MZA Djalal, Tokoh Agama Gus Baiqun Purnomo dan H Ahmad Sudiono, Owner Dapur MBG Jember.
Dapur MBG itu diperkirakan untuk melayani 3646 calon penerima makanan bergizi, terdiri dari Tingkat PAUD sebanyak 242 siswa, Tingkat SD Negeri 1642 Siswa, dan Tingkat SMA/SMK Negeri 1762 siswa.
Multiplayer Effect
Menurut Bupati Jember, program MBG itu memiliki multiplayer effect, selain dapat memenuhi kebutuhan makanan bergizi untuk siswa siswi, juga dapat membuka lapangan kerja, dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
“Melalui MBG ini, maka semua sektor akan bergerak. Ada industri tempe, tahu, sayuran dan lain sebagainya. Termasuk membuka lapangan kerja baru,” ujarnya.
Support Pemerintah Daerah
Karenanya, sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, maka Pemkab Jember akan mendorong program MBG ini, baik yang melalui lembaga pemerintah maupun swasta.
“Kami tentu punya kewajiban, mendorong agar program MBG ini dapat berjalan sesuai harapan kita bersama,” ujarnya.
Manajemen Dapur MBG Terapkan Aturan Ketat
Menurut Owner Dapur MBG Ahmad Sudiono, dirinya mengelola dua dapur, terdiri dari Dapur 1 melayani 2652 siswa dan Dapur 2 melayani 3682 siswa.
“Yang beroperasi masih dapur 1. Jumlah siswa yang akan dilayani tidak boleh kurang dari 3000. Kita harapkan mencapai 4000,” jelasnya.
Dalam menyediakan makan bergizi ini, Ahmad menerapkan aturan yang ketat. Terutama pembelanjaan barang, tidak boleh melebihi harga pasar.
“Karena, kita harus mempertanggungjawabkan penggunaan keuangan pemerintah,” tegasnya.
Termasuk quality control nya, juga menerapkan aturan yang juga ketat.
“Kita ada kepala dapurnya, ahli gizi dan administrasinya, sehingga semua dalam kontrol yang jelas,” ujarnya.
Dengan kontrol yang ketat itu, maka dipastikan kandungan nutrisi dan gizinya, sesuai dengan kebutuhan.
“Jadi ada karbohidratnya, kandungan seratnya, serta kandungan gizinya, sehingga terpenuhi kebutuhan yang seimbang,” jelasnya.
Agar menimbulkan multiplayer effect, kata Ahmad, maka penyedia barang ditetapkan melalui petani sayur, peternak kecil dan sektor UMKM lainnya.
“Jadi kita tidak beli di pasar, peternak besar, sehingga dampaknya akan dirasakan oleh masyarakat luas,” tandasnya.
Makanan yang sudah siap saji, akan didistribusikan melalui Dapur MBG, kepada sasaran penerima manfaat.
“Untuk TK, kita lakukan pada pukul 9 siang, untuk kelas 1,2,3 SD kita lakukan pada pukul 9,30, sedangkan untuk SD kelas 4,5,6 dan SMK akan kita distribusikan pada pukul 11 siang,” paparnya. (Slmt)