16 C
East Java

Prediksi Capres 2024 Menurut Ki Satoha

Loading

Jempolindo.id _ Seorang tokoh budayawan Jember, Ki Satoha membuat prediksi Calon Presiden (Capres) dan Wakil Presiden, berdasarkan pandangan mata batinnya. Usai Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai Capres yang di usung PDI Perjuangan. Pada Jum’at (21/04/2023).

Baca juga: Pos Pantau Lebaran Jember Pastikan Pemudik Nyaman

Menurut Satoha, ketiga sosok, yang sudah banyak di kenal publik, diantaranya Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anis Baswedan, ketiganya merupakan anak bangsa yang berkualitas.

“Namun, jika berkaitan dengan pemimpin, maka elektabilitas dan popularitas belumlah cukup,” ujarnya.

Pemimpin, kata Satoha selalu berhubungan dengan pantas dan tidak pantasnya seseorng mendapatkan wahyu makutha romo, yakni titas yang Maha Kuasa.

“Bagi sebagian besar orang jawa, seperti kami ini, tentu masih memegang teguh ajaran para leluhur,” ujarnya.

Salah satunya, kata Satoha keyakinan bahwa pemimpin, terutama Presiden, itu harusnyalah berdarah jawa tulen.

“Kalau kami menyakini bahwa pemimpin harus orang jawa, bukan berarti rasis, ini sangatlah rasional,” jelasnya.

Selain, memang 40 persen penduduk Indonesia ini bersuku Jawa, kata Satoha, pertimbangan itu juga sangat erat dengan urusan kemampuan menerima titah yang sang Hyang Maha Wenang.

“Karenanya, maka keharusan ini sama sekali bukanlah kehendak kami, melainkan sudah menjadi ketentuan sang pencipta,” ujarnya.

Ketentuan itu, kata Satoha bisa di simak dari presiden RI pertama Ir Soekarno, Soeharto, Susilo Bambang Yudoyono, Megawati Soekarno Putri, Abdurrahman Wahid, hingga Joko Widodo.

“Kalau, pak Habibie, kan karena ada kecelakaan sejarah, pada tahun 1998, gerakan reformasi menghendaki Soeharto lengser,” jelasnya.

Jika menggunakan patokan itu, menurut Satoha, maka hanya ada dua yang bisa menerima wahyu keprabon, yakni Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

‘Keduanya memiliki darah suku Jawa, sedangkan Anis Baswedan sama sekali tidak berdarah Jawa,” ujarnya.

Setelah ketiganya, sudah di tetapkan sebagai Capres, maka menurut Satoha, pemilihan Calon Wakil Presiden juga menjadi pertimbangan.

“Pemimpin itu satu paket, meskipun pak Ganjar dan pak Prabowo layak, tetapi salah memilih calon wakilnya, juga akan berdampak pada turunnya wahyu,” tegasnya.

Ganjar dan Prabowo, kata Satoha keduanya berbasis nasionalis, untuk itu wakilnya haruslah sosok yang berbasis religius, sehingga bisa saling menggenapi kekurangan.

“Unsur religius ini sangat berhubungan dengan syarat kebatinan. Bagi orang Jawa, kepercayaan kepada Tuhan, merupakan syarat kehidupan,” tandasnya. (*)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img