Petani Jember Terancam Gagal Panen Padi Ini Penyebabnya 

Loading

JEMBER –  Petani Jember, jelang masa panen komoditas padi, pada pertengahan tahun 2022 ini,  memprediksi bakalan  gagal panen.

Pasalnya,  menurut petani, diakibatkan  beberapa faktor, diantaranya akibat cuaca ekstrem, organisme pengganggu tumbuhan (OPT), dan persoalan pupuk subsidi yang belum mendapatkan solusi tepat.

“Akibat Cuaca Ekstrem musim ini diperkirakan terjadi penurunan produksi padi 30-50 persen. Bahkan banyak petani diprediksi gagal panen,” kata Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jember Jumantoro saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Selasa (28/6/2022).

Penyebab terjadinya gagal panen, lanjut Jumantara, dipengaruhi beberapa faktor.

“Mulai dari cuaca ekstrem, akibat OPT, juga dampak kebijakan pemerintah mengurangi jumlah pupuk subsidi,” sebutnya.

Kata Jumantoro, untuk faktor penyebab gagalnya panen soal distribusi pupuk subsidi. “Hingga saat ini, alur distribusi pupuk subsidi nya ruwet. Apalagi hal ini diperparah, dengan banyaknya gempuran pupuk Abal Abal yg meniru Pupuk non subsidi,” ujar pria yang juga seorang petani asal Kecamatan Jelbuk ini.

Dengan kondisi pertanian yang menurutnya memprihatinkan itu. Kembali Jumantara mengungkapkan alasan beberapa waktu lalu menggelar aksi unjuk rasa di depan Pendapa Wahyawibawagraha.

“Untuk persoalan inilah, kami kemarin menggelar aksi unjuk rasa itu. Kita mendesak 5 poin tuntutan untuk presiden, yang kami titipkan kepada Bupati dan Wakil Bupati Jember,” tegasnya.

Namun pasca aksi unjuk rasa yang digelar itu, Jumantara mengaku masih menunggu respon dari pemerintah pusat.

“Kami akan tunggu jawaban presiden ataupun pimpinan tertinggi di pemerintah pusat. Sampai kapan persoalan pertanian ini selesai,” tegasnya.

Jika belum ada jawaban, Jumantara pun mengancam akan melakukan unjuk rasa lebih besar lagi.

“Contoh kembali ke persoalan pupuk, dikala pupuk subsidi dibatasi. Maka kita didesak memakai pupuk non subsidi. Tapi yang terjadi, pupuk non subsidi mahal. Kita petani ini bingung. Kita berharap solusi cepat dari yang punya kebijakan. Belum lagi kalau bicara soal pupuk, saat ini kita juga digempur adanya pupuk abal-abal atau palsu, yang semakin merugikan pertanian dengan hasilnya tidak sesuai harapan,” pungkasnya. (Fit)

Table of Contents