JEMBER – Petani Jember yang tergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), menggelar aksi unras menyampaikan lima tuntutan kepada Presiden RI, di depan Pendapa Wahyawibawagraha, Kecamatan Patrang, Jember. Kamis (23/06/2022) siang.
Menurut Ketua HKTI Jember Jumantara saat dikonfirmasi di sela-sela aksi, aksi unjuk rasa itu sebagai bentuk protes petani kepada pemerintah.
Terlebih terkait kondisi petani saat ini, kata Jumantara, di tengah perayaan Hari Krida Pertanian masih belum bisa dikatakan baik dan layak.
“Komoditi pertanian di Jember saat ini, seperti jagung, lombok, dan padi, ataupun komoditas lainnya. Dalam kondisi hidup tak mau matipun segan. Jangan bangga lombok mahal, karena banyak petani menderita,” kata Jumantara.
Kondisi pertanian yang tidak sesuai harapan, kata Jumantara, selain disebabkan cuaca ekstrem, juga mahalnya pupuk.
“Akibatnya banyak hasil pertanian tidak panen,” tegasnya.
“Sehingga kami mewakili para petani di Jember, melakukan aksi unjuk rasa ini. Menunjukkan, bahwa sebagai wujud nyata. Petani itu ada,” sambungnya.
Dalam aksi unjuk rasa itu, lanjutnya, para petani di Jember bermaksud menyampaikan tuntutan kepada Presiden RI, melalui Bupati Jember.
“Lewat aksi ini, kami menuntut 5 hal dan berharap aspirasi ini diteruskan bupati kepada Presiden RI, melalui surat aspirasi. Pertama, revisi HPP gabah yang kami nilai sudah tidak relevan. Karena sudah lebih 5 tahun harga gabah masih tak berubah,” sebutnya.
Lanjut pria yang juga petani asal Desa Jelbuk ini, tuntutan kedua adalah jangan cabut pupuk subsidi.
“Tolak (aturan) pencabutan pupuk subsidi. Petani belum mampu membeli pupuk non subsidi yang harganya selangit. Ketiga, berikan jaminan harga (komoditi pertanian) yang menguntungkan buat petani. Karena petani sekarang buntung, bukannya untung,” ujarnya.
Keempat, kata Jumantara, diharapkan pemerintah memperhatikan tata niaga yang baik dan benar buat petani. Sehingga petani tidak rugi.
Kelima, bagaimana pemerintah serius mengatasi sebaran Virus PMK. Menurut Jumantara, akibat PMK itu, peternak juga merugi.
“Apa korelasinya? Petani juga punya ternak. Dikala petani gagal panen, harapan satu-satunya menjual ternak. Tapi ternak kondisinya juga malah tidak laku, bahkan sampai ditawar murah,” tegasnya.
Lebih lanjut Jumantara mengatakan, melalui tuntutan yang disampaikan itu. Diharapkan ada perhatian serius dari pemerintah.
“Tuntutan ini yang kami sampaikan. Sengaka disampaikan saat momen Hari Krida ini. Kami harap pemerintah tidak tutup mata. Kami inginkan pemerintah lebih peduli. Ingat penyangga tatanan republik ini adalah petani,” tandasnya.
Terkait tuntutan yang disampaikan massa aksi, Wabup Jember Muhammad Balya Firjaun Barlaman mengatakan adanya aspirasi yang disampaikan para petani adalah bentuk ikhtiar dari petani untuk mendapatkan haknya yang layak.
“Sehingga kami mewakili pemerintah daerah, akan meneruskan amanah ini. Karena benar seperti yang disampaikan. Pertanian adalah peyangga negara kita, dan dari petani ini kita mendapatkan makanan untuk sehari-hari,” ujarnya.
Aksi berjalan damai, Kapolres Jember AKBP Hary Purnomo tampak memimpin langsung aksi yang dilakukan puluhan petani itu.
“Kami siap mengamankan aksi penyampaian aspirasi dari petani ini. Karena memang dipersilahkan penyampaian aspirasi di muka umum itu,” ujarnya.
Pantauan di lokasi aksi, sebagai lanjutan bentuk unjuk rasa, massa aksi menggelar acara makan bersama dengan beralaskan daun.
Bahan makanannya merupakan hasil-hasil pertanian. Kapolres Jember turut makan bersama para peserta aksi. (Fit)