Petani Desa Banjarsari Keluhkan Tidak Jelasnya Keberadaan Kelompok Tani

Petani Desa Banjarsari
Caption : Anggota DPRD Jawa Timur H Karimullah D saat rese s di Desa Banjarsari

Loading

Jember – Petani Desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember keluhkan peranan Kelompok Tani, yang dinilai tidak jelas keberadaannya. Keluhan itu disampaikan saat Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jawa Timur Fraksi Golkar H Karimullah Dahrujiadi melaksanakan reses pertama pada awal tahun 2022, di halaman sekolah PAUD Ar Rahmah Desa Banjarsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember. Sabtu (05/02/2022) siang.

Seperti disampaikan Khoiri, sebagian besar petani di Desa Banjarsari tidak tahu keberadaan Kelompok Tani.

“Jangankan perannya, nama kelompoknya apa, siapa ketuanya, tidak banyak yang tahu, kalaupun ada sudah tentu hanya dilingkaran kecil kelompok  mereka saja, bisa dicek itu,” keluh Khori.

Situasi ini sudah berlangsung puluhan tahun, hampir sama sekali terbiarkan tanpa ada kepedulian dari pihak yang berkompeten.

“Kami orang desa harus bertanya kepada siapa ?, jika bertanyapun jawabannya sudah bisa ditebak, cendrung mengabaikan,” sergahnya.

Situasi tak menentu itu, berdampak pada pembinaan petani, kata Khoiri praktis petani berjalan dan hidup sendiri, tanpa perhatian sebagaimana mestinya.

“Salah satu dampaknya yang paling dirasakan, tidak jelasnya distribusi pupuk bersubsidi yang menjadi hak petani. Saat musim pupuk tiba, kami sudah bisa dipastikan kesulitan,” kata Khoiri.

Kalaupun bisa mendapatkan pupuk, menurut pengakuan Khoiri biasanya harganya sudah mahal, bahkan bisa mencapai dua kali lipat patokan  harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

“Ini bagaimana?,” ujar Khoiri seraya bertanya.

Mendengar pertanyaan tersebut Ji Karim menjelaskan, salah satu sarat untuk mendapatkan kejelasan pupuk bersubsidi, kelompok tani harus menyusun Rencana Defenitif Kebutuhan Kelolompok (RDKK).

“Jadi harus ada keompok taninya, kalau tidak ada darimana menyusun RDKK nya,” jawab Ji Karim.

Terkait ketersediaan pupuk bersubsidi, menurut Ji Karim harusnya ada Pengecer Resmi terdekat yang direkomendasikan oleh Kelompok Tani.

“Jika memang belum ada, ya nanti kita usahakan supaya ada kios pupuk, sehingga masyarakat mudah mendapatkan pupuk subsidi,” tutupnya. (Yunus)

Table of Contents