Perempuan Jember Menjanda 159 Ribu

Loading

Jember –   Perempuan Jember  Menjanda, Sekitar 159.571 yang terpaksa harus menjadi tulang punggung keluarga. Pernyataan itu disampaikan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana ( DP3AKB) Kabupaten Jember Suprihandoko dihadapan wartawan, di Aula Balai Kencana , Senin (27/12/2021) Siang.

“Saya tidak bisa berdiam diri, ketika bapak Bupati Jember menyampaikan sudah tiga kali, dihadapan saya,, ini mau diapakan,’ ujarnya sambil menirukan ucapan Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU.

Tingginya tingkat Perempuan Jember Menjanda,   yang menjadi singgle parents, menurut Suprihandoko berdampak pada tingginya angka stunting.

“Karenanya diperlukan jalan keluar agar ada solusi, sehingga dapat membantu mereka yang menjanda dan menduda untuk dipertemukan,” katanya.

Namun, bukan berarti DP3AKB Jembe menjadi biro jodo, hanya saja mencoba mencarikan solusi terbaik. Karenanya Suprihandoko merasa perlu untuk membangun akselerasi, kolaborasi dan sinergi bersama Wartawan.

“Saya berharap kawan wartawan dapat bersama membantu untuk melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat,” pintanya.

Termasuk juga kepada Dinas Komunikasi dan Informasi Jember, Suprihandoko berharap setidaknya ada aplikasi tersembunyi untuk mempertemukan antara janda dan duda yang sedang sama – sama mencari jodoh.

“Kami juga berharap, Diskominfo setidaknya bisa membantu membuatkan aplikasi tersembunyi, untuk memfasilitasi antara janda dan duda yang sama sama mencari pasangan,” ujarnya.

Melalui upaya itu, kata Suprihandoko diharapkan antara janda dan duda dapat terfasilitasi.

“Karena mereka kadang mau cari sendiri juga kesulitan, makanya kita coba memfasilitasi,” katanya

Orientasinya, menurut Suprihandoko untuk menciptakan perempuan yang berdaya, anak terlindungi dan keluarga yang berkualitas.

“Harapan kita seperti itu,” imbuhnya.

Guna menajamkan data yang ada, menurut Suprihandoko, DP3AKB Jember sudah membentuk tim, yang fungsinya untuk mendeteksi keberadaan perempuan yang menjadi kepala keluarga, sehingga ditemukan alasannya menjadj janda.

“Karena dari data yang ada kan masih belum detail, mengapa menjada, apakah karena ditinggal mati suami, atau alasan lainnya, jika ditemukan alasannya, maka nanti kita akan dapat mencari jalan keluarnya,” ujarnya. . (Gito/Agung)

Table of Contents