Jember – Peningkatan usaha berbasis UMKM desa Lojejer Kecamatan Wuluhan, terus menggeliat, diantaranya Kerajinan, pengrajin gula merah, tahu, tempe, ikan asap, pengrajin tas berbahan daur ulang, eskrim dari keliru, serta banyak lagi kerajinan berbasis umum
Bupati Jember Ir H Hendi Siswanto ST IPU, disela-sela acara J-HUR menyempatkan melihat hasil karya pengrajin produksi Warga Desa Lojejer Sabtu (29/3/2022).
Menurut Bupati Hendy, syarat agar UMKM dapat berkembang, diantaranya harus punya bahan produksi sendiri, harus punya modal, harus punya agen pemasaran yang handal
“Jika syarat itu sudah dimiliki pelaku UMKM , maka usahanya akan berkembang pesat, karenanya para pelaku umum harus jeli melihat pasar dan kesempatan,” tuturnya
Kesulitan permodalan, kata Bupati Hendy dapat ditanggulangi melalui pengajuan KIUR.
“Pemerintah Kabupaten Jember siap membantu memfasilitasi pelaku usaha,” tegasnya
Hal senada juga disampaikan Kades Lojejer Mohammad Sholeh terkait keinginannya memajukan usaha warganya yang bergerak dalam usaha UMKM.
“Produk unggulan yang ada di desa kami adalah produksi gula merah, ada sekitar 60 pengrajin gula merah, perhari setiap pengrajin menghasilkan 20 kg gula merah,” jelasnya
Produksi Gula merah, di Desa Lojejer perhari bisa menghasilkan gula merah sekitar 1,2 ton , dari penghasilan tesebut mereka bisa menghidupi keluarganya dan bisa menciptakan lapangan kerja bagi warga sekitar.
“Untuk mendukung pelaku UMKM, Pemdes desa Lojejer juga memberikan akses permodalan kepada para pelaku UMKM agar pelaku umkm bisa maju,” katanya.
Dalam kesempatan berbeda salah satu pengrajin, pengrajin asal desa Lojejer, Siti Makrufah mengatakan sangat berterima kasih atas perhatian dan kunjungan bupati jember, yang diharapkan dapat memotivasi pelaku UMKM.
Menurutnya pelaku umkm yang ada di desa Lojejer, sudah bertahun menekuni usahanya, paling dominan usaha UMKM adalah gula merah, Pangsa pasarnya sudah tembus ke Bali dan Surabaya.
“Kami berharap kedepan, Bupati Jember bisa lebih memperhatikan pelaku usaha umkm, utamanya permodalan dan kalau bisa Bupati bisa membeli langsung produksi warga,” pungkasnya. (Gito)