Pariwisata Jember Menurut Mahasiswa Asal Filipina

Loading

Jember _ Jempolindo.id _ Dunia Pariwisata Kabupaten Jember terus mendapatkan perhatian dari berbagai pihak, tak terkecuali Mahasiswa Filipina yang sedang menjalani pertukaran Mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Jember.

Seperti yang dituturkan Mahasiswa Universitas Los Banos, Cheska Avenido, yang sedang menjalani pertukaran mahasiswa di Fakultas Pertanian Universitas Jember, hingga Tanggal 15 Juli 2024.

Melalui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jember Bambang Rudianto, melalui rekaman vidio yang dikirimkan ke redaksi media ini, menuturkan hasil perbincangannya dengan Cheska.

“Ini baru saja saya vidio call dengan beberapa Mahasiswa asal Filipina, yang sedang menempuh pertukaran pelajar di Universitas Jember selama satu semester,” ujar Bambang Rudianto.

Saat dihubungi, kata Bambang Rudianto, para mahasiswa itu sedang berada di Tanoker, Kecamatan Ledokombo, Kamis (11/07/2024).

Mereka sedang menggali culture dan tradisional game yang ada disana.

“Alhamdulillah, saya tanyai dalam bahasa Inggris dan sedikit sedikit saya bisa Bahasa Tagalog. Syukur Alhamdulillah mereka sangat sangat terkesan,” ujar Rudi.

Dalam kesempatan dialog singkat itu, Bambang Rudianto sempat bertanya tentang perbedaan pantai yang ada di Jember dan yang ada di Filipina.

“Mereka bilang kalau di Filipina ombaknya tidak terlalu kencang, mungkin seperti pantai Utara, kalau disini. Sementara kalau di kita (Jember) ombak sangat kencang, karena kan kita pantai selatan ya, Samudra Hinia,” jelasnya.

Sementara saat ditanya tentang Kawasan Pegunungan, ada dua Gunung di Jember, yakni Pegunungan Argopuro dan Gunung Raung, mereka menyatakan belum pernah diajak ke Gunung.

“Nah ini patut disayangkan, perlu diberikan pembanding sebetulnya, bagaimana pantai, bagaimana pegunungan, kemudian wisata wisata yang lain juga,” ujar Rudi.

Sementara melalui Wartawan Memopos.Co.id, Winardiyasto HariKirono, menulis berdasarkan pernyataan Joni Murti Mulyo Aji, dosen Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Negeri Jember

Menurutnya, Cheska baru pertama kali mengunjungi Tanoker.

“Waktu dimiliki mahasiswi Filipina ini sangat singkat, tanggal 15 Juli 2024, ini harus kembali ke Filipina.Dia senang berada di tanoker, sempat menjajal egrang (Sebuah permainan tradisional, red) meski ada perasaan takut jatuh,” kata Joni.

Selama berada di Jember, Cheska memperdalam ilmu pengembangan komunitas.

“Tanoker kan termasuk salah satu komunitas permainan tradisional di Indonesia, sukses dikembangkan oleh Supo Raharjo dan Ciciek Farha.Berkat tanoker, nama Kecamatan Ledokombo melejit,” ucap Joni.

Pria tersebut sangat berharap, ketika Cheska pulang ke Filipina, pengalaman dia singgah ke Tanoker bersama dosen Universitas Negeri Jember, bisa diceritakan kepada teman-teman sekampusnya.

Sementara itu Cheska, meski tidak terlalu terampil berbahasa Indonesia, mengaku merasa senang berada di Tanoker Ledokombo, yang diakuinya sebagai pengalaman pribadi paling mengesankan.

“Indonesia is beautiful dan Tanoker bagus sekali, tentu ini tidak bisa dilupakan dalam hidupku. Nanti aku tiba di Filipina, akan unggah foto-foto saat di Tanoker,” ucapnya. (MMT)

Table of Contents