Sidoarjo – Jempolindo.id – Banyak cara menanamkan nilai – nilai Pancasila kepada generasi muda, salah satunya seperti dilakukan SMP Islam Krembung Sidoarjo. Bertepatan dengan Hari Kesaktian Pancasila, 1 Oktober 2022, sebanyak 140 Siswa dan Guru Pendamping SMP Islam Krembung Sidoarjo melakukan kegiatan outing class Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
Kegiatan itu memberikan pengalaman langsung bagi siswa untuk mendapatkan ilmu tentang proses pemilahan, pengolahan dan pemanfaatan sampah di Kampung Edukasi Sampah.
Diketahui bersama, bahwa dalam tata kelola sampah dari hulu ke hilir secara umum masih belum tertata dengan baik.
Sekolah menjadi sebuah miniatur bagi masyarakat yang dapat dijadikan tempat pendidikan pengelolaan sampah sejak usia dini.
Sekolah dapat mulai mengenalkan dan mempraktekkan bagaimana pemilahan sampah organik, nonorganic serta sampah berbahaya beracun (B3) serta meminimalisir volumen sampah dengan konsep 3R (Reuse, Reduce, Recycle).
Indah Choirunnisa Guru pendamping siswa SMP Islam Krembung Sidoarjo memberikan apresiasi kepada pengelola Kampung Edukasi Sampah yang dapat memfasilitasi kegiatan outing class, dari evaluasi kegiatan ini terlihat anak-anak siswa antusias dan senang mengikuti pembelajaran yang dilakukan secara langsung dengan prakteknya.
“Semula anak-anak menganggap bahwa sampah itu jorok, bau dan kotor, namun setelah mendapatkan penjelasan serta praktek pemilahan dan pengolahannya ternyata sampah bisa dimanfaatkan dan menjadi bermanfaat. Setelah kegiatan tersebut anak didiknya menjadi lebih aktif, kreatif serta peduli dalam pemilahan dan pengolahan sampah tak hanya dilingkungan sekolahnya namun juga menjadi kebiasaan dilingkungan rumahnya”, kata Indah.
Hery Sugiono Ketua RT 23 RW 07 Kelurahan Sekardangan, Sidoarjo yang juga sebagai kader lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengatakan bahwa diperlukan kolaborasi siswa, guru dan masyarakat agar dapat melahirkan sebuah kemandirian dalam pengelolaan sampah yang harus dimulai sejak usia dini.
Hery mengapresiasi pihak sekolah yang tak hanya memberikan pembelajaran formal saja namun juga mengajarkan peserta didiknya tentang pentingnya pengelolaan lingkungan sehingga akan terwujud kesadaran sehingga lahirlah para kader-kader yang peduli dengan lingkungan.
“Dengan kegiatan seperti ini tentunya akan mampu meningkatkan kepedulian dan peran aktif anak-anak usia sekolah dalam mengelola sampah mulai dari sumbernya,” pungkas Hery.
Sementara itu dtempat terpisah, Edi Priyanto Pegiat Lingkungan Kampung Edukasi Sampah mengatakan bahwa kesadaran anak-anak usia dini dalam membuang sampah pada tempatnya menjadi salah satu faktor penting dalam pembelajaran pengelolaan lingkungannya agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih. Konsep dasar pengelolaan sampah tidak hanya semata-mata menggunakan teknologi dan peralatan yang canggih, namun yang terpenting membutuhkan sebuah perubahan dan pembentukan perilaku dari setiap individu.
“Pembentukan perilaku pada setiap individu dalam mengelola sampah secara tepat perlu ditanamkan sejak usia dini atau saat mereka berada bangku sekolah dasar dan menengah, saat itu merupakan usia yang tepat dalam pembentukan perilaku seseorang, yang akan menjadi lebih mudah dan lebih terlihat hasilnya saat beranjak remaja dan dewasa nantinya,” kata Edi.
Pembentukan sebuah perilaku sadar atas pengelolaan sampah, menurut Edi dapat dilakukan sejak dini mulai dari membiasakan memilah dan menempatkan sampah sesuai dengan tempatnya
“Sehingga akan menjadi sebuah kebiasaan dalam perjalanan hidupnya. Selanjutnya kemampuan dalam melakukan pengolahan sampah secara mandiri sehingga volume yang dihasilkan dapat ditekan seminimal mungkin, sehingga akan mampu menciptakan sebuah lingkungan yang bersih dan sehat,” pungkas Edi.(#)