19.1 C
East Java

Nasib Kakek Tua Tunawisma Yang Tinggal di Hutan Jati Kota Jember

Berita Populer

Loading

Jember – jempolindo.id – Penyelenggara negara lagi sibuk apa ya ? Kok masih banyak ditemukan orang miskin hidup terlantar. Seperti yang dialami Kakek tua Nalif Saguniyah Ahab, tunawisma itu kabarnya sudah tinggal selama kurang lebih dua tahun di areal Hutan Jati, Desa Jubung, Kecamatan Sukorambi, Jember.

Pria tua, berumur 80 tahun itu, hidup seorang diri, tinggal di gubuk yang terbuat dari tumpukan banner bekas, berukuran kurang lebih 1,5 x 2 meter.

Kakek malang itu tampak depresi dan pikun. Saat ditemui para relawan, kakek tersebut tampak duduk didepan gubuknya,  masih bisa diajak berkomunikasi.

Para relawan berupa agar kakek malang itu mendapat tempat tinggal yang layak.

“Saya sudah lama tinggal di sini. Saya tidak punya keluarga, hanya tinggal di sini. Berapa lama? Ya sejak belum ada bangunan yang ada di sekitar hutan jatian ini,” kata Nalif, Rabu (21/9/2022) sore.

Sehari-hari, kata Thoif, untuk menyambung hidup, dia mengumpulkan botol dan bungkus bekas makanan plastik.

“Nanti di jual agar bisa mendapat uang. Selain itu juga ada tanaman yang saya rawat sendiri. Ada pohong (ketela pohon), dan lain-lain. Buat makan,” ucapnya.

Terkait kondisi yang dialami oleh Kakek Nalif, sejumlah relawan dari ben seroben dan Tagana Dinsos Jember, melakukan kegiatan asesment, untuk membantu Kakek Nalif agar mendapatkan tempat tinggal yang layak.

Kepala Desa Jubung Bhisma Perdana juga membenarkan terkait adanya upaya perhatian relawan tersebut.

“Kakek itu sudah tinggal di sana (sekitar hutan jati kota Jember). Kurang lebih 2 tahunan. Orangnya, maaf agak depresi atau mungkin pikun. Terkadang susah diajak komunikasi. Tapi selama ini tidak luput dari perhatian desa,” kata Bhisma.

Diakui Bhisma, sebelum ada relawan. Ada upaya dari pemerintah desa setempat, berupaya mencarikan tempat yang layak.

“Tapi kita kesulitan berkomunikasi. Alhamdulillah ada relawan ini, bisa agak nyambung komunikasi. Mungkin perlu pendekatan ekstra kepada kakek ini,” ujarnya.

Kata Bhisma, Kakek Nalif bukan warga setempat.

“Kalau dari logatnya seperti dari daerah Jawa Barat. Tapi untuk kebaikannya dan agar ada tempat layak. Ini dari relawan dan Tagana akan dibantu mencarikan,” ucapnya.

Menurut Bhisma, memang ada kendala soal data adminduk.

“Nanti kita akan bantu, agar Kakek Nalif mendapat tempat layak,” sambung Bhisma.

Bhisma juga menambahkan, meskipun tinggal di sekitaran Hutan Jati Kota Jember. Pemerintah desa setempat, juga memantau kondisi Kakek Nalif.

“Karena sudah sepuh (tua) orangnya. Mungkin umur 80 tahunan. Pernah kita tawari pindah tidak mau. Karena sulit komunikasi itu. Akhirnya kita kadang datangi untuk dicek kondisi dan kesehatannya. Masyarakat setempat juga perhatian memberi makan. Tapi bagaimanapun kalau ada yang rawat dan mungkin di tempatkan di Panti Jompo. Itu lebih baik,” tandasnya. (Fit)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

- Advertisement -spot_img

Berita Terbaru