Mau buat ancang – ancang  apa, Kolaborasi  Barhen’s dan  DKJ  ?

Jember
Kolaborasi  Barhen’s dan  DKJ

Loading

Jember _ Jempol _ Siapa bilang Jember  gak punya karakter ? berarti kurang kentel ngopinya. Kolaborasi  Barhen’s dan  DKJ, terasa ganyeng dalam Perbincangan bersama Ketua DKJ  Dr Eko Suwargono M Hum dan Ketua Relawan Barisan Hendy Siswanto (Barhen’s) H Sugeng Widodo, membuka cakrawala tentang kebudayaan Kabupaten Jember yang sebenarnya memiliki ciri dan karakter  unik. Sabtu (25/04/2021)

Memang kata Eko, karakter Jember itu seperti Es jus dan es buah, era kemarin sempat mengemuka Pandhalungan, yang menjadi pilihan pemerintahan, guna memberikan warna bagi corak  kebudayaan Jember.

“Pandhalungan belum menjadi es jus, masih es buah,” sindirnya.

Karenanya, Eko memandang perlu melakukan pengayakan kebudayaan. Untuk itu, sejak senin, 5 April 2021, Eko tampaknya sudah mulai ancang – ancang mencoba menyambut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, dengan melakukan transisi  Dewan Kesenian Jember  menjadi Dewan Kebudayaan Jember (DKJ).

Melalui Dewan Kebudayaan Jember, menurut Eko,  kegiatan berkesenian, yang merupakan bagian dari Kebudayaan lebih memiliki sandaran dasar hukum  yang jelas,.

“Dewan Kebudayaan mencakup persoalan yang lebih holistic,” ungkapnya.

Melalui strategi kebudayaan yang terukur, menurut dosen Sastra Inggris Universitas Jember itu, akan lebih mengarah pada ditemukannya karakter Kabupaten Jember yang sesungguhnya.

Eko menyitir Trisakti Bung Karno, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari (berdiri di atas kaki sendiri) di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

“Karenanya, agar dicapai berkepribadian di bidang kebudayaan, dapat dilakukan dengan menajamkan 10 obyek kemajuan kebudayaan antara lain, tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, ritus, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, permainan rakyat dan olahraga tradisional,” paparnya.

Eko mencontohkan sebuah gagasan tentang Napak Tilas Megalitikum, sebagai sarana mengingatkan bahwa ribuan tahun lampau, jauh sebelum Kerajaan Majapahit berdiri, di Jember sudah komunitas masyarakat Zaman Megalitikum (Batu Besar).

“Yang bukti  sejarahnya masih dapat kita temukan sempai sekarang, dan masih banyak lagi lainnya,” jelasnya.

Gayung bersambut, sepertinya perbincangan  pertemuan kekeluargaan malam itu, sudah ada dalam benak Ketua Relawan Barhen’s H Sugeng Widodo, yang memiliki sudut pandang sama.

H Sugeng menjelaskan, semula keberadaan Barhen’s merupakan relawan pendukung pemenangan H Hendy Siswanto dalam pencalonan Bupati Jember tahun 2020.

Kini, Barhaens sudah beralih menjadi Orgaisasi Kemasyarakatan, yang disahkan melalui menhumkam.

“Saya kira semua tidak ada yang kebetulan, tadinya kami hanya ingin membahas tentang pemberdayaan UKM, seperti yang sudah kami koordinasikan kepada segenap pihak,” tuturya.

Pembahasan menjadi berkembang kearah yang dinilai  H Sugeng merupakan gagasan visioner,  hanya saja untuk mewujudkannya perlu kesungguhan semua pihak yang terlibat didalamnya.

“Termasuk kesungguhan pemerintah,”  ungkapnya.

Meski, H Sugeng bekeyakinan Bupati Hendy Siswanto memiliki keinginan serupa untuk memajukan sector kebudayaan, kesenian dan pariwasata Kabupaten Jember.

“Tinggal kita dorong bersama, hingga terwujud kebersamaan untuk mengup grade gerakan kebudayaan kabupaten Jember, saya kira teman – teman DKJ adalah lembaga yang pas untuk turut mengawalnya,” katanya.

Sepertinya, perbincangan semalam itu ditindak lanjuti oleh akun facebook  Mas Wid Jember dengan meng-up load status, tampaknya ada gagasan besar tentang strategi kebudayaan, untuk menjadi pengungkit bangkit semua sector kehidupan di Kabupaten Jember  :

Saatnya BARHEN’S ikut urun rembug dan peduli pada kebangkitan pariwisata, seni dan budaya Jember. Diskusi malam ini sangat berkualitas untuk menuju sebuah kebangkitan pariwisata, seni dan budaya Jember yang hampir terlupakan. Siap – siap kita sambut “Kemah Budaya” di Bumi Sadeng – Puger, Agustus 2021. Pariwisata dan Senibudaya Jember harus seiring sejalan. Bangkit bersama, dan bersama-sama bangkit. Bali bisa lebih dulu, Banyuwangi menyusul juga mampu, Jember juga harus sama tentunya. Aamiin (*)

Sumber Berita : Humas Media Centre PWJ Asyik

Table of Contents