Majelis Dzikir Al Awwabin Gagas Gerakan Kembali Ke Mushollah

Loading

Jember _ Jempolindo.id _ Gerakan Kembali ke Musholah, merupakan gerakan untuk mengembalikan Marwah Guru Ngaji Tradisional, yang mulai tersisih oleh keberadaan TPQ (Taman Pendidikan Alquran).

Pernyataan itu disampaikan Ketua Majelis Dzikir Al Awwabin Indonesia Abdurrahman, yang mengklaim sebagai penggagas gerakan kembali ke Mushollah, pada Minggu (17/02/2024).

“Kami tidak menyoal keberadaan TPQ, saya kira juga memiliki kebaikan,” kata Abdurrahman.

Namun, kata Abdurrahman, dengan keberadaan TPQ, memang terjadi pola pendidikan terhadap anak, terutama yang tinggal di pedesaan.

“Semula mereka, anak anak mengaji setelah usai magrib hingga Isyak, kini mereka belajar Alquran di TPQ, pada sore hari,” ujarnya.

Padahal, kata Abdurrahman, dengan mengaji pada malam hari, anak- anak usia dini, bukan hanya belajar membaca Alquran, tetapi juga melatih mental spiritual anak-anak.

“Sehingga, anak usia dini, memiliki kekuatan spiritual yang tangguh dalam menghadapi era globalisasi,” ujarnya.

Dengan mengaji di Musholla pada malam hari, kata Abdurrahman, juga akan mengurangi kesempatan anak untuk masih gadget.

“Sekarang coba kita lihat, begitu tingginya ketergantungan anak pada gadget (HP),” keluhnya.

Untuk itu, Abdurrahman mencoba menggagas sebuah metode baru, yang disebutnya sebagai metode ajar Alquran Kecil, yang disebutnya dengan Metode Khoirukum.

Metode ajar itu, kata Abdurrahman, memiliki kelebihan, yakni lebih sederhana, dibanding metode yang diberikan di TPQ.

“Metode ini lebih simpel, hanya membutuhkan satu jilid, bukan lagi menggunakan 6 jilid,” Ujarnya.

Untuk itu, Abdurrahman akan memulai mengajarkan metode itu, pada saat ulang tahun ke 11 Majelis Dzikir Alawwabin, di Dusun Jatisari Desa Tisnoganbar Bangsalsari Kabupaten Jember, pada sekira tanggal 06 April 2024 mendatang.

“Kami akan ajarkan metode itu kepada para guru ngaji, secara gratis,” tegasnya. (MMT)

Table of Contents