Lukman Syah: Tidak Ada Dualisme di MTs NU Al-Badar Kaliwining

MTs NU Al-Badar
Keterangan: Lukman Syah telah diangkat Yayasan As-Sathoriyyah sebagai Kepala Sekolah MTs NU Al-Badar yang sah

Jember –  Konflik MTs NU Al-Badar Kaliwining Jember yang diberitakan Jempolindo.id dengan judul “MTs NU Al-Badar Kaliwing Diterpa Dualisme Kepsek” dibantah Lukman Syah. Minggu (27/03/2023).

 

Lukman Syah merasa sebagai Kepala Sekolah yang sah, atas pengangkatan Yayasan As-Sathoriyyah, sebagai induk dari MTs NU Al-Badar, meminta agar pemberitaan yang telah beredar diluruskan. Pasalnya, pemberitaan itu dinilai tidak berimbang dan menyudutkan pihaknya.

“Saya belum pernah dikonfirmasi kok sudah membuat narasi kemana-mana,” protes Lukman.

Sebenarnya, menurut Lukman, status Sohibul Qirom lah yang illegal, karena sudah diberhentikan Yayasan As-Sathoriyyah sebagai kepala Sekolah, sejak bulan November 2021.

“Dimana-mana yang namanya Yayasan boleh mengganti dan memberhentikan kepala sekolah, apalagi ini sekolah swasta, jadi kewenangan Yayasan lah, memberhentikan atau mengangkat kepala sekolah,” tegasnya.

Jika dikatakan Lukman Syah tidak pernah mengajar di MTs Al-Badar, pernyataan itu sama sekali tidak berdasar

“Diakui atau tidak, saya mengajar sejak  tahun 2007 sekarang, disamping saya juga mengajar di MTs Miftahul Ulum Lumajang,” tegasnya.

Lukman sebagai salah satu Dewan Pengawas ditubuh Yayasan As-Sathoriyyah, merasa berkepentingan menyelamatkan nasib siswa yang sedang akan menghadapi ujian sekolah, terutama yang Kelas 9.

“Ada 51 siswa kelas 3 yang mulai bulan April sudah akan menghadapi ujian Ahir, 27 diantaranya ikut saya, sedangkan 24 sisanya ikut pak Sohib (Sohibul Qirom),” jelasnya

Untuk menyelamatkan yang 24 siswa itu, Lukman Syah sudah melakukan koordinasi, agar siswa yang 24 bisa ikut ujian sebagaimana mestinya.

“Karena kasihan mereka nanti, jangan malah dilempar kesana kemari, sehingga menyebabkan kekacauan,” sergahnya.

Bahkan pihak Sohibul Qirom, kata Lukman bersama operator sekolah  sudah memindahkan 116  siswa   ke MTs Miftahul Ulum, kini masih ada tersisa 13 orang. Dari 171 siswa yang sudah kembali hanya 144. Pemindahan itu dinilai tidak prosedural, tidak melalui ijin orang tua/wali murid

“Saya telpun itu pihak sekolahnya, agar jangan diteruskan, kalau diteruskan terpaksa wali murid  akan menggugat  melalui jalur  hukum. Dari 13 wali murid itu sudah menghadap saya, karena saya beritahu kalau data  anaknya  tidak ada di Al-Badar, tetapi ada di Miftahul Ulum. Rencananya, karena anaknya  dipindah secara illegal, mereka akan menggugat Miftahul Ulum,” tandasnya.

Lukman menyayangkan ketidak tegasan Kemenag Jember, sehingga menyebabkan situasi ini semakin berlarut-larut, sementara nasib siswa digantung.

“Saya kira permasalahan nya karena Kemenag yang tidak tegas,” tandasnya.

Sebenarnya, kata Lukman, pihaknya sudah pernah berkoordinasi dengan pihak kemenag, tetapi bukan masalah dualisme Kepala Sekolah, menurutnya status kepala sekolah sudah jelas.

“Bahwa secara kelembagaan MTs NU Al-Badar itu secara ijin operasional dan perijinan lainnya itu sah berada di bawah naungan Yayasan As-Sathoriyyah, kalau status Kepala Sekolah, kan sudah jelas Pak Sohib itu  sudah diberhentikan Yayasan sejak bulan Nopember 2021, meski di Simpatika kemenag telah berubah pada tanggal 2 Nopember 2021, ” tandasnya.

Lukman menjelaskan, pihaknya pernah dipanggil Kasi Kemenag Jember yang baru, untuk menjelaskan status tanah dan gedung sekolah.

“Ya saya jelaskan, bahwa status tanah dan gedung memang milik warga, karena dari hasil urunan warga, kalau mau diambil ya silahkan dibuat referendum, diminta kepada warga,” tandasnya.

Jika masalah ini terus berlarut, tanpa penyelesaian, terlebih pihak Sohibul Qirom dinilai telah berulangkali membuat kegaduhan, yang ujungnya akan merugikan siswa, maka kata Lukman, demi menyelamatkan 171 siswa, pihaknya akan bertindak secara hukum.

“Siswa yang ikut kami 80 an siswa, sedangkan sisanya tidak jelas, saya sudah menghimbau agar anak-anak, terutama yang Kelas 3, bisa ikut ujian Ahir dulu,” ujarnya.

Keterangan: Ketua BPD Kaliwining Bambang Supriadi

Polemik itu, mendapat tanggapan masyarakat, yang menginginkan konflik segera berahir, seperti dinyatkan Ketua BPD Kaliwing Bambang Supriadi, yang menilai Yayasan As-Sathoriyyah sebagai induk resmi dari MTs NU Al-Badar.

“MTs Al-Badar itu yang kami ketahui berada dibawah naungan Yayasan As-Sathoriyyah, kalau tiba – tiba ada yayasan baru yang mengaku, itu kan tidak benar,” sergahnya.

Menurut Bambang, sudah pernah dilakukan musyawarah di Balai Dusun, yang dihadiri Muspika Rambipuji, untuk membahas kekisruhan itu.

“Keputusannya, masyarakat tetap menghendaki agar sekolah tetap berada di bawah naungan Yayasan As-Sathoriyyah, bukan di yayasan baru,” tegasnya.

Jika ada pengakuan, bahwa yayasan baru itu dibentuk atas kesepakatan tokoh, Bambang selaku ketua BPD Kaliwing merasa belum pernah terundang kubu Sohibul Qirom.

“Bahkan yang katanya tokoh itu, sudah dikeluarkan oleh masyarakat dari segala kepengurusan lembaga yang ada di masyarakat,” tandasnya.

Sejalan dengan Bambang, Warga Dusun Loji Lor Desa Kaliwining Hariyanto menghendaki agar konflik ini segera selesai, agar tidak terus membuat kegaduhan yang hanya akan merugikan banyak pihak.

Keterangan: Warga Dusun Loji Lor Desa Kaliwining Hariyanto

“Kami tahunya Gus Lukman sebagai kepala Sekolah yang Syah,  soal Kemenag kami tidak tahu, yang jelas kami hanya ingin konflik ini segera selesai, sekolah kembali ke Yayasan As-Sathoriyyah,” ujarnya.

Hariyanto ingat betul riwayat berdirinya Yayasan As-Sathoriyyah , hingga  dapat mendirikan  sekolah,.

“Dulu masyarakat, urunan untuk bisa mendirikan sekolah, setelah punya sekolah masak mau ditinggalkan begitu saja,” sergahnya seraya bertanya.

Keterangan: Wali Murid Mts NU Al-Badar, Ahmad, didampingi Masyarakat Desa Kaliwining

Harapan itu juga itu juga disampaikan, salah satu Wali Murid Ahmad, yang menghendaki agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sebagaimana wajarnya.

“Kalau yang kami ketahui ya yang legal kan Gus Lukman, apalagi kan kepala sekolah yang lama, sudah lama menjabat, ini kan hanya soal pergantian saja,” tutupnya. (Gito/Agung).

Table of Contents
Exit mobile version