Jember – Jempolindo.id – Tiga Titik bangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) yang ambrol, terletak di Desa Jenggawah Kecamatan Jenggawah, Kabupaten Jember, yang umurnya belum genap sebulan, disoroti LSM TrAPP (Tranparansi Akuntabilitas dan Transparansi Publik) Kabupaten Jember, pada Jum’at (21/10/2022) sore.
Melalui Koordinator Investigasi LSM TraPP Jember Sugito, mengatakan dirinya mendapatkan informasi dari media, atas ambrolnya bangunan TPT itu.
“Saya baru membaca dari beberap media online, yang menginformasikan ambruknya bangunan itu,” ujarnya.
Jika memang informasi itu benar, kata Sugito perlu mendapat perhatian bersama, karena ada dugaan kualitas bangunan yang kurang memenuhi syarat.
“Kalau tidak salah, pembangunan proyek yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2022 itu, sejak awal sudah disoroti media, tapi kenapa sepertinya gak ada perbaikan ya,” ujarnya.
Jika dilihat sepintas, menurut Sugito sepertinya bangunan hanya mengangtung, tidak ada pondasi yang kokoh, sehinngga sangat rentan ambruk.
“Terlebih, pada saat musim penghujan, maka sudah bisa dipastikan bakalan tidak ada kekuatan menahan bangunan,” tegasnya.
Sugito juga menyooroti lemahnya pengawasan dari pihak – pihak terkait, seharusnya sejak tahapan perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan, dilakukan pengawasan sebagaimana mestinya, sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya pelaksanaan pembangunan yang melenceng dari ketentuan.
“Kan ada konsultan dan pengangwas ya, seharusnya mereka bertanggung jawab,” tandasnya.
Terlebih, pembangunan TPT itu menggunakan uang negara, yang bersumber dari APBD Provinsi Jawa Timur Tahun 2022.
“Kalau kualitas bangunannya jelek, maka yang rugi bukan hanya negara, tetapi masyarakat juga turut dirugikan,” ujarnya.
Sugito menengara adanya oknum yang berupaya memainkan Pokmas desa setempat, berdasarkan informasi yang dihimpunnya, TPT itu dilaksanakan oleh Pokmas Morgunung dan Cempaka di Desa Jenggawah.
“Kami sudah sering mendengar adanya permainan proyek yang sumber dananya dari Bansos Provinsi Jawa Timur, kabarnya memainkan ketidak tahuan pokmas di desa setempat, hanya saja belum ada bukti yang valid,” jelasnya.
Transparansi pelaksanaan pembangunan TPT itu, juga disesalkan Sugito, yang menurutnya seharusnya paling tidak ada papan nama proyek, yang sudah terpasang sejak tehapan pelaksanaan proyek akan dilaksanakan.
“Banyak kami temui, pembangunan yang bersumber dari uang negara, tetapi tidak ada papan namanya, sangat tampak tidak ada kemauan untuk melaksanakan amanah tentang keterbukaan informasi publik, kalau main kucing kucingan lantas darimana publik bisa mengerti, saya kira ini tidak bisa dibiarkan,” tandasnya.
Sementara, untuk mendapatkan kejelasan Media ini belum berhasil mengkonfirmasi Kepala Desa Jenggawah Supardi. (Agung)