Lebih 3000 Hewan Ternak Terjangkit PMK. David: Pemkab Jember Bisa Gunakan Dana BTT

Loading

Jember – Teridentifikasi lebih dari 3000 hewan ternak di Kabupaten Jember, terjangkit serangan virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Sekretaris Komisi B DPRD Jember David Handoko Seto mendesak Pemkab Jember segera mengambil tindakan cepat untuk penanganan wabah ini.

Bahkan legislator Partai Nasdem itu menyebut kondisi wabah virus PMK sebagai bencana, karenanya mendesak agar Pemkab Jember segera menggunakan anggaran dana Bencana Tidak Terduga (BTT).

“Hari ini informasi yang saya dapat sudah lebih dari 3000 ternak (menunjukkan gejala PMK) se Jember. Tiap hari bahkan terus bertambah,” kata David saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Gedung DPRD Jember, Rabu (22/6/2022).

Menurutnya, kondisi wabah PMK sudah mengkhawatirkan bagi peternak di Jember.

“Bahkan kabarnya, banyak masyarakat yang takut makan daging,” tukasnya.

Dengan kondisi ini, kata David, pihaknya kecewa saat belum adanya perhatian dari Pemkab Jember.

“Kita minta kepada Pemkab Jember, untuk segera menangani situasi ini sebagai Force Majeure atau situasi darurat,” tegasnya.

“Kita mendorong, agar Pemkab Jember bisa menggunakan dana BTT (Bencana Tidak Terduga) untuk menangani kasus ini (penyebaran PMK). Kami sepakat itu,” sambungnya.

Penggunaan dana BTT itu, kata David, dirasa perlu. Mengingat kondisi mendesak, agar segera mengatasi wabah PMK ini.

“Dengan adanya dana BTT itu, maka akan tampak adanya upaya untuk bisa melalukan deteksi dini soal penyebaran virus PMK, juga untuk memenuhi kebutuhan obat, untuk mengobati hewan ternak,” ucapnya.

Kata David, Bupati Jember harus cepat melakukan penanganan. Karena posisi peternak ini sudah mulai khawatir. Bahkan didatangi jagal (calon pembeli) hanya ditawar murah Rp 2-3 juta per ekor sapi. Sehingga terpaksa peternak melepas begitu saja, karena takut mati.

“Jika hanya didata (dari Dinas Peternakan) itupun kami lihat juga belum optimal. Seperti yang di Sidomukti, Ledokombo, juga saya dengar di Mumbulsari,” sambungnya.

Adanya tindakan cepat, David menambahkan, juga sebagai langkah konkret mengingat perayaan Idul Adha bagi umat Islam yang semakin dekat.

“Sesegera mungkin harus ada langkah taktis. Baik itu berkoordinasi langsung dengan bupati menindaklanjuti mewabahnya PMK ini. Pertama mungkin memberi obat untuk ternak, lewat dana BTT itu,” ulasnya.

Untuk pembatasan hewan ternak dari luar, sebaliknya dari Jember yang tidak boleh keluar, memang sudah diterapkan.

“Tapi faktanya masih terjadi, keluar dan masuk dari Jember. Jadi saya rasa pembatasan (hewan ternak) perlu, termasuk perlunya koordinasi dengan Forkopimda. Apalagi juga dekat Idul Adha,” tandasnya. (Fit)

Table of Contents