Jakarta – Jempolindo.id – Keterlibatan Presiden Joko Widodo dalam kancah pertarungan politik nasional menjelang Pilpres 2024 mendapat sorotan banyak kalangan, bahwa Presiden dua periode itu sibuk mengesankan seolah Jokowi tersandera.
Seperti yang disampaikan seorang pemilik akun aplikasi helo, mengatakan bahwa keterlibatan Jokowi secara langsung dalam percaturan Calon Presiden, mengesankan seolah olah Jokowi sedang mengalami masalah.
“Setelah mengesankan mendukung Ganjar, belakangan juga mendukung Prabowo, sementara memang belum ada yang final, partai mana yang akan mengusung, PDI kah,” katanya.
Lalu apa yang membuat Jokowi begitu reaktif, pemilik akun itu mengaitkan dengan Mega proyek IKN dan Kereta Api cepat Jakarta Bandung. Serta upaya melawan Anis Baswedan.
“Siapa yang menyandera Jokowi, Oligarki, Cina atau As,” ujarnya.
Praktek Jokowi sebagai presiden yang getol turut melibatkan dirinya secara langsung, memang baru pertama kali dalam sejarah kepresidenan yang terlibat aktif memagari dirinya menjelang lengser dari kekuasaannya.
.
Presiden Soekarno, saat masa akhir jabatannya membiarkan situasi menggelinding begitu saja, meski dirinya punya kemampuan untuk melakukan hal yang lebih dibanding yang dilakukan Jokowi.
Presiden kedua Jenderal Soeharto, juga malah mengundurkan diri dari Jabatannya sebagai presiden, setelah mengalami tekanan massa mahasiswa. Namun, Soeharto yang masih memiliki kekuasaan, dan bisa saja mengerahkan kekuatannya, Soeharto tidak melakukannya.
Demikian pula dengan mantan Presiden BJ Habibie, Megawati Soekarnoputri dan KH Abdul Rahman Wahid atau Gus Dur.
Jokowi justru sangat vulgar, telanjang, mempertontonkan drama yang ditunjukkan kepada khalayak rakyat Indonesia.
Bahkan setelah diserang opini, akibat berkumpulnya Relawan Gerakan Nusantara Bersatu di Gelora Bung Karno, pada Sabtu (26/11/2022), yang mengesankan memberikan dukungan kepada Ganjar, dengan pernyataannya bahwa calon pemimpin itu berambut putih dan dahinya berkerut.
Masih repot juga menepis dengan membuat pernyataan bahwa Prabowo juga mempunyai ciri yang dia sebut.
Harusnya, Jokowi di ahirnya mempersiapkan diri sebagai negarawan yang legowo menerima bahwa masa jabatannya sudah akan berahir, karena alasan konstitusi.
Bukan malah repot repot membangun gerakan bersama para relawan nya, yang kesannya malah berusaha mempertahankan jabatannya.
Atau mungkin memang benar, bahwa dia sedang ingin menitipkan sesuatu.
Kondisi politik sepertinya akan semakin menghangat. (#)