Jember_ Jempol. Warganet bereaksi keras atas pemberitaan Covid_19, seperti komentar warga net di Grup Info Warga Jember (IWJ).
Berita Jempol berjudul “Sejumlah 16 Pedagang Balung Lor dan Balung Kulon Dinyatakan Reaktif” mendapat reaksi negatif dari Warganet. Hampir seluruh Warganet lebih dari 500, merespon berita itu dengan komentar pedas.
Jempol mencoba menganalisa sikap keras itu dari semua komentar yang ada, warganet rata – rata beranggapan info soal Covid – 19 patut dipertanyakan kebenarannya.
Meski Jempol menulis dengan menyitir Kepala Puskesmas Balung yang seorang dokter sekalipun tidak membuat warganet percaya. Sebagian menyatakan bahwa pemberitaan info covid -19 seharusnya jangan di ekspos, apalagi sumbernya hanya dari hasil Rapidtest, karena hasil rapidtest belum bisa dipertanggung jawabkan, bahkan cendrung menimbulkan kecemasan publik.
“Orang sakit batuk , pilek , trus ada penyakit kronis asma , wis dikiro Corona .. jadi mau periksa di rumah sakit/puskesmas malah Wedi ..engkok statuse PDP , kenek corona ..
,”kata warganet pemilik akun Susianingsih.
Reaktif saja belum tentu positif corona, kata warganet lainnya. Info tentang hasil rapidtest malah hanya menimbulkan penafairan negatif.
“Kasihan keluarganya, malah dikucilkan warga,” kata warganet
Bisa jadi respon keras warganet disebabkan kejemuan warga atas penanganan corona yang tidak memberikan solusi atas dampak wabah covid 19, dengan centang prenang perihal virus sialan itu.
“Sudahlah jangan bahas corona terus, status gak mutu,” sergah warganet.
Kejenuhan warganet atas info corona sangat tereskpresikan lugas, dengan kalimat yang diluar batas kesopanan.
” iki seng gawe stts mintah e seplok colok en riah,krna orang sprti inilah yg slalu bkin gaduh,klo ada orng skt krna faktor usia atau penyakit bawaan,jngan sllu di kait2kan sm Corona bro & jngan pula isu ini di besar2kan,Patek reh
,” komentar Warganet Ali Depo Disera terasa bernada emosional.
Sebenarnya, konten berita Jempol sama sekali tidak ada kalimat yang memvonis, terlebih Jempol juga tidak menyebut nama orang yang dinyatakan reaktif, tetapi warganet seperti kehilangan akal sehat.
“Coba kalo cuma reaktif itu jangan dibuat berita Asline wong2 iki lebay2 sing garai hebohhh Hasil reaktif itu belum tentu dia karena covid
Itu imun kita yg reaktif melawan infeksi penyakit yg belum tentu itu covid Jajal seng ngeshare pisan gausa gangguk tangane titik2 dishare ben keren ngunu taaa ? Hahhh nyok abhaaabbb,,” seperti komentar warganet ini.
Pendapat warganet justru seperti mendapatkan pembenaran dari beragam kejadian terkait penanganan covid 19, yang mengarah pada ekspolitasi opini yang terkesan hanya untuk kepentingan yang tidak jelas.
Seperti berita tentang seorang dokter yang dengan sengaja menyogok seorang anak dari orang yang meninggal akibat penyakit jantung. Anak itu dipaksa agar bersedia ayahnya dikubur dengan protap corona.
Warganet menilai pemberitaan tentang covid 19 sebagai sumber malapetaka semakin merebaknya kecemasan publik dalam menghadapi musibah ini.
“Coba kalo cuma reaktif itu jangan dibuat berita
Asline wong2 iki lebay2 sing garai hebohhh
Hasil reaktif itu belum tentu dia karena covid
Itu imun kita yg reaktif melawan infeksi penyakit yg belum tentu itu covid
Jajal seng ngeshare pisan gausa gangguk tangane titik2 dishare ben keren ngunu taaa ? Hahhh nyok abhaaabbb,” tulis pemilik akun Tria Desti Nalurani.
Entahlah !!!! (“)