Jember- Jempolido.id_ Hutan Ungkalan Ambulu adalah kawasan yang berada tak jauh dari pantai selatan, tepatnya di Desa Sabrang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember, di wilayah kerja Resor Pemangku Hutan (RPH) Sabrang Bagian Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Ambulu Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perum Perhutani Jember, mengalami rusak parah.
Sewa Lahan Dibenarkankah ? :
Berdasarkan pantauan jempol, Minggu (4/4/2021) kawasan itu sudah menjadi lahan pertanian budidaya tanaman buah semangka. Menurut 15 petani pengarap, mengaku mereka memperoleh dari sewa kepada oknum, dengan harga sekitar Rp 3 juta per bidang.
“Saya dapat dari sewa,” kata petani yang tak mau disebutkan namanya.
Potensi Yang Hilang
Keindahan hutan Ungkalan, seharusnya menjadi potensi wisata, kini terlihat semakin tak terawat. Hutan jati semakin habis, serta adanya upaya perusakan dengan cara membakar pokok pohon jati.
Karenanya, Aktivis lingkungan Subakri Firdaus menyayangkan terjadinya kerusakan hutan itu.
“Sepertinya sengaja terjadi pembiaran dari perum perhutani, masak hutan seluas itu sama sekali tidak terpantau,” sergah Subakri.
Mendapati kerusakan hutan itu, Subakri mengaku telah berupaya menemui Kepala KRPH Sabrang dan Kepala BKPH Ambulu, tetapi mereka sengaja mengelak.
“Tadi, teman saya yang berusaha menjumpai kepala BPKH Ambulu, sepertinya sedang terjadi perdebatan, mereka malah mempertanyakan kenapa kami mau ikut campur urusan hutan,” kata Subakri.
Partisipasi Masyarakat Dihalangi
Menurut Subakri merupakan kewajiban semua warga Negara untuk turut berpartisipasi mengawasi kelestarian hutan.
“partisipasi masyarakat juga dilindungi undang – undang, mengapa keterlibatan kami malah dipertanyakan,” katanya.
Untuk mendapatkan kejelasan, Subakri berencana menjumpai Administratur KPH Perum Perhutani Jember, agar jelas persoalannya.
“Mengapa sepertinya ada kesengajaan terjadi pembiaran,” kata Subakri.
Subakri juga mempertanyakan keberadaan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) sebagai mitra kerja perum perhutani dalam mengelola hutan, sepertinya LMDH semakin tidak jelas perannya.
“Seharusnya LMDH menjadi mitra strategis perhutani dalam menjaga kelestarian hutan, bukan hanya ingin mengeksplitasi sumber daya alam tanpa memperhatikan kelestariannya,” katanya.
Karenanya, Subakri berharap kesadaran segenap pihak untuk menjaga kelestarian hutan ungkalan, agar kelak generasi mendatang tak hanya mendegar dari dongeng belaka.
“Jika terus menerus dibiarkan, lama-lama hutan ungkalan hanya tinggal cerita,” katanya. (*)