Jember – Video penganiayaan Siswa SMP sempat viral beredar di media sosial. Tampak dalam vidio berdurasi 37 detik itu, seorang siswa berpakaian seragam olahraga biru, diduga korban sedang dianiaya temannya berseragam putih biru, diperkirakan siswa SMP Negeri di Kecamatan Jombang, Jember.
Terduga pelaku menendang korban, berinisial MK (14) warga Kecamatan Sumberbaru. lalu memukul kepala korban bertubi-tubi, setelah korban jatuh tersungkur. Kejadian diperkirakan disebuah jalan yang sepi, pada Rabu (30/3/2022)
Tak terima cucunya diperlakukan aniaya, Kakek Korban Hermanu mengaku kaget mengetahui dari video penganiayaan yang dialami cucunya itu, tersebar di media sosial. Kakek itu mengaku mengetahui video tersebut, sekitar pukul 2 dini hari, dari anaknya, paman korban yang mendapatkan video penganiayaan korban dari medsos Facebook.
“Kejadiannya kemarin, tapi cucu saya tidak bilang. Saya tahunya lihat di Facebook kok cucu saya di keroyok di video itu,” kata Hermanu saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di Mapolsek Jombang, Rabu (30/3/2022).
Mengetahui cucunya jadi korban penganiayaan, lanjut Hermanu, kejadian tersebut langsung dilaporkan ke Mapolsek Jombang.
“Selanjutnya jam 6 pagi tadi saya ke polisi dan sekalian bawa cucu saya. Korban ini siswa kelas 2 SMP. Katanya dikeroyok dua orang, lokasinya di belakang sekolah,” katanya.
Untuk penyebab terjadinya penganiayaan itu, kata Hermanu, dipicu persoalan guru wali kelas yang menanyakan siswa yang bolos sekolah.
“Penyebabnya karena wali kelas bertanya soal siapa yang mengajak bolos sekolah. Kemudian cucu saya itu dituduh yang menyampaikan ke gurunya kalau menyebutkan nama teman-temannya yang bolos sekolah,” ungkapnya.
“Setelah itu, selesai sekolah (sela pergantian jadwal pelajaran), diajak 3 orang temannya ke belakang sekolah, dan terjadilah digrebek (dianiaya itu),” sambungnya.
Dengan apa yang dialami cucunya, kata Hermanu, pihaknya mengaku tidak terima dan menegaskan untuk memprosesnya secara hukum.
“Saya tidak terima cucu saya dianiaya ini. Saya minta agar diusut tuntas kasus ini. Dia (korban) sehari-sehari hanya tinggal dengan ibunya. Sejak umur 5 tahun dia ditinggal pergi sama ayahnya untuk kerja. Kasihan ayahnya jauh-jauh kerja,” katanya.
Terpisah, Kanit Reskrim Polsek Jombang Aipda Andrianto Widodo mengatakan pihaknya telah menerima laporan soal dugaan penganiayaan siswa SMP.
“Kami terima laporan dugaan penganiayaan siswa SMP. Tindak lanjutnya dilakukan visum di Puskesmas Jombang,” kata Andrianto saat dikonfirmasi sejumlah wartawan.
Dari hasil visum terhadap korban, lanjutnya, diketahui ada 3 titik luka di tubuh korban.
“Dari hasil visum ada lecet di dada sebelah kiri, lebam bagian punggung atas kiri, dan juga kanan,” sebutnya.
Selanjutnya, kata Andrianto, antara korban dan pelaku dimintai keterangan dan dipertemukan untuk dilakukan mediasi.
“Mengingat antara korban dan terduga pelaku masih di bawah umur. Namun yang jelas proses hukum masih berlanjut,” ujarnya.
“Untuk kejadian penganiayaan itu, kejadian saat (disela) jam pelajaran, korban diajak ke belakang sekolah dan dianiaya itu,” imbuhnya. (Fit)