Jember _ Jempolindo.id _ Untuk memantapkan niatnya berkontestasi kembali dalam Pilkada 2024, dr Faida MMR terus bergerilya meraih dukungan masyarakat.
Seperti yang dilakukannya bersama Sahabat Tino dan Masyarakat Desa Sumber Pinang Kecamatan Pakusari, Jember, dalam kemasan Halal Bihalal, pada Senin (20/05/2024) sore.
Tampak Faida berbaur bersama masyarakat, yang mengharapkannya berangkat kembali menjadi Cabup Jember pada Pilkada 2024.
Mantan Bupati Jember periode 2015 – 2020 itu mendendangkan lagu “Ikan di Dalam Kolam” bersama para pendukungnya.
“Saya datang kesini diundang Mas Tino, untuk menghadiri halal bihalal warga Desa Sumber Pinang,” ujarnya.
Dihadapan masyarakat Faida menegaskan niatnya untuk maju Pilkada 2024, semata – mata ingin melanjutkan perjuangan untuk rakyat, tidak untuk yang lainnya.
“Saya tadi dipesani agar menyampaikan progam kalau nanti terpilih kembali sebagai Bupati Jember,” ujarnya.
Siapapun Bupatinya, kata Faida agar tetap melanjutkan kembali program yang sudah baik untuk rakyat.
“Jangan ganti Bupati ganti pula programnya, akhirnya yang jadi korban masyarakat,” tegasnya.
Dulu, di era kepemimpinannya, kata Faida sudah ada beasiswa untuk anak anak tidak mampu, anak berprestasi, anaknya guru ngaji, anaknya kader posyandu, anaknya buruh tani, semua dibayar oleh Pemerintah Kabupaten Jember.
“Biaya kuliahnya langsung dibayar ke kampusnya masing masing, orang tua gak repot bayar kos kosan, anak orang tidak mampu sekalipun berani bercita cita setinggi tingginya,” ujarnya.
Tapi sekarang, kuliahnya belum lulus, beasiswa nya sudah diputus.
“Saya sangat sedih, ini bukan soal Bu Faida, tapi soal masa depan anak anak Kabupaten Jember,” tandasnya.
Jika Jember ingin maju dibidang pertanian, kata pemilik rumah sakit Bina Sehat itu, harus membangun sumber daya manusia nya.
“Sing sekolah belajar kepada yang berpengalaman, yang berpengalaman harus belajar kepada yang keilmuan terbaru,” katanya.
Urusan guru ngaji, Faida mengaku sering mendapatkan keluhan. Saat era Bupati Jember MZA Djalal, guru ngaji mendapatkan Rp 400 ribu per tahun, lalu pada eranya mendapatkan Rp 1 Juta.
“Saya akan siapkan untuk guru ngaji, 5 juta setahun,” katanya.
Pembangunan menurut Faida basisnya adalah data, sedangkan sumber data adalah RT RW.
“Maka kedepan, kalau Bu Faida ditakdirkan menjadi Bupati, maka akan siapkan 5 juta setahun,” ujarnya.
Begitupun dengan pemberdayaan UMKM, sebagai basis ekonomi kerakyatan. Perputaran uang terbanyak berada di UMKM.
“Orang yang berusaha di sektor UMKM jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan pengusaha besar,” katanya.
Karenanya, jika ingin ekonomi kuat, maka UMKM harus mendapatkan kucuran, bukan hanya disuruh jualaan, hanya bergantung pada nasib.
“Tapi kalau memang pemerintah serius, kita akan buatkan warung merah putih, yang bisa menjual barang pokok, produksi orang Jember, bukan impor atau dari kota lain,” katanya.
Warung Merah Putih itu, kata Faida nantinya akan dikelola oleh kaum Ibu.
“Bantuan masyarakat akan dilewatkan Warung Putih. Jadi uangnya berputar Nang wong Jember, ibu ibu cocok apa cocok,” pungkasnya. (Slmt)