DKJ Rembukan Bersama Fraksi PDI Perjuangan Bertekad Majukan Kesenian Jember 

Loading

Jember, Jempolindo.id – Dewan Kebudayaan Jember (DKJ) melakukan konsolidasi bersama Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember di Kantor DPC PDI Perjuangan, Arjasa, pada Sabtu (14/09/2024).

Hadir pada kesempatan itu, setidaknya 25 tokoh budayawan dan kesenian, diantaranya Ketua DKJ Eko Suwargono, perwakilan Kesenian Ludruk, Reok, Jaranan dan Gamelan Kyai Samudro.

Dalam sambutannya Eko Suwargono menyampaikan bahwa selama ini pelaku seni dan budaya di Kabupaten Jember masih terus berkomitmen menjaga dan mengamankan seni budaya yang ada di Kabupaten Jember.

“Terimakasih, saya masih diberikan kesempatan untuk terus membersamai pelaku kesenian dan kebudayaan di kabupaten Jember,” ujarnya.

Melalui jaringan selulernya, Seniman Ludruk Libyanto menyampaikan bahwa kehadirannya di DPC PDI Perjuangan Kabupaten Jember untuk menyampaikan aspirasi melalui Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Jember.

“Kami ingin ada pemberdayaan terhadap komunitas seniman tradisional di Kabupaten Jember, yang selama ini masih belum disentuh optimal,” ujarnya.

Keberadaan seniman tradisional di Jember, menurut Libyanto bergerak berdasarkan kekuatan pribadi masing masing, yang didasarkan pada semangat untuk melestarikan dan merawat warisan leluhur.

“Untuk itu, kami ingin agar pemerintah hadir membersamai kami, untuk sama sama merawat dan menumbuh kembangkan seni budaya tradisional,” ujarnya.

Libyanto yang sudah terjun dalam kesenian ludruk sejak tahun 1990 an, Jember memiliki kekayaan khasanah kesenian tradisional, yang untuk merawatnya perlu sentuhan Pemerintah Daerah, dalam berbagai aspeknya.

“Bukan hanya bantuan bersifat fisik, namun kami juga membutuhkan terbukanya ruang pementasan kesenian, sehingga pelaku seni dan budaya dapat berekspresi secara berkelanjutan,” ujarnya.

Dewan Kesenian Jember (DKJ) yang merupakan wadah bagi pelaku kesenian dan kebudayaan, selama ini masih terus bergerak berdasarkan kemampuan secara gotong royong.

“Walaupun tidak ada sentuhan dari pemerintah, kami masih terus bergerak,” katanya.

Untuk itu, Libyanto berharap melalui Fraksi PDI Perjuangan, nasib seniman tradisional dapat diperjuangkan.

“Diantaranya, dapat dilakukan dengan memperjelas peran DKJ,” tandasnya.

Kehadiran Dewan Kesenian Kabupaten Jember (DKKJ), selama ini terkesan menjadi tandingan DKJ, yang seharusnya tidak perlu terjadi.

“Secara legal formal, sebenarnya keberadaan DKJ sah, karenanya tidak perlu ada DKKJ,” ungkapnya.

Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jember Indi Naida menyampaikan bahwa PDI Perjuangan hakekatnya siap membersamai para seniman dan budayawan Jember.

“Apalagi Jember yang dikenal.sebagai Kota Pandalungan memang kaya dengan kesenian dan kebudayaan tradisional, karenanya sudah menjadi komitmen kami untuk turut merawat, melestarikan dan menumbuh kembangkan,” ujarnya.

Terkait dengan kejelasan keberadaan DKJ, sebagai wadah para seniman dan budayawan Jember, Indi menegaskan akan memperjuangkannya melalui mekanisme konstitusi yang berlaku.

“Nanti mungkin bisa kawal melalui Komisi B DPRD Jember, agar keberadaan DKJ semakin jelas,” tandasnya.

Sedangkan perwakilan Komunitas Gamelan Kyai Samudro Sugianto, yang hadir dalam rembukan itu, menyampaikan bahwa keberadaan seniman tradisional masih memprihatinkan.

“Karenanya, kami berterimakasih jika melalui DKJ bersama PDI Perjuangan dapat memperjuangkan nasib kami,” pungkasnya. (Slmt)

Table of Contents