Jember _ Jempolindo.id _ Diskusi Silaturahim Jember Idea ke 9 bertajuk “Revitalisasi Heroisme” kali ini mendapat angin segar dengan hadirnya Sekretaris DPC PDIP Jember Bambang Wahjoe Soedjono. Diskusi berlangsung di rumah Darsan Afidar, Perum Pesona Mellinia pada Jum’at (1/10/19).

Bambang menjawab berbagai keluhan yang disampaikan peserta Diskusi dengan menekankan kesiapan PDIP Jember menjadi wadah aspirasi politik rakyat Jember.


“Jangan khawatir kami siap menerima aspirasi rakyat Jember, silahkan kapan saja sampaikan aspirasinya, kami akan tindak lanjuti,” tegasnya.
Kesanggupan Bambang mendukung harapan Yuli yang menginginkan Jember Idea mampu menjadi forum yang merajut semua kekuatan yang ada di Jember.
“Saya memang pendatang baru, tetapi kami siap mendukung sepenuhnya agar Jember Idea mampu menjadi ruang perdebatan bagi semua kalangan,” harap Yuli.
Berapi – api Yuli menyampaikan hasratnya, setelah pernah mengikuti Diskusi Jember Idea Ke 5 di Rumah Dima Akhyar.
“Saya sempat heran, yang saya tahu kebiasaan rakyat diskusi itu di Jogjakarta, kok ternyata Jember juga ada ya,” katanya.
Begitu pula yang disampaikan Sigit, yang mengaku masuk Jember sejak tahun 1963. Menurut pengamatannya Pemerintahan Kabupaten Jember dibawah Bupati Faida merupakan pemerintahan yang aneh, sepertinya tak bersambungan dengan pemerintahan pusat.
“Keluhan sebenarnya saya dengar dalam berbagai perbincangan, sayangnya situasi Jember yang memprihatinkan hanya diketahui lapis menengah ke atas, sementara masyarakat bawah belum mengerti,” katanya.
Sejalan dengan itu, Ketua IBW Sudarsono menyampaikan pokok pikirannya bahwa hakekat kepahlawanan sejatinya memberi tanpa pamrih.


“Ketika tumpukan masalah yang terjadi di kabupaten Jember semakin memprihatinkan, maka dipandang perlu kehadiran semangat kepahlawanan,” tegasnya.
Sudarsono membeberkan tumpukan masalah yang dilakukan Bupati Faida. Belakangan, Jember malah tidak dapat jatah CPNS, bahkan mendapat teguran terkait pemberhentian dan pengangkatan jabatan yang menyalahi aturan.
“Lalu semangat kepahlawanannya dimana, saya kira PDI Perjuangan sudah sepantasnya mendesak agar Interpelasi sungguh – sungguh terjadi. Hari pahlawan merupakan momentum yang pas untuk berbuat,” pintanya ditujukan kepada Bambang Wahjoe.
Sementara Inisiator Jember Idea Dimma Akhyar mencoba mengartikulasikan makna kepahlawanan dengan semangat melakukan perubahan ke arah lebih baik.


“Asal ada kemauan pasti ada jalan,” katanya.


Sedangkan Ketua Indonesia Crisis Centre (ICC) Nurdiansyah Rahman ngonceki habis – habisan perilaku yang berkembang dikalangan masyarakat, khususnya dalam menentukan pemimpin.
Pria yang akrab dipanggil cak nung itu merasa prihatin dengan semakin berkembangnya budaya hedonisme yang merambah semua kalangan.
“Budaya itu berpengaruh kepada pola memilih pemimpin, calon pemimpin harus punya banyak uang, ujungnya memupus kesempatan sosok yang memiliki kecukupan kompetensi untuk turut mencalonkan,” sergahnya.
Cak Nung menutup paparannya dengan menyanyikan lagu “Gugur Bunga”.
Pertarungan penuh resiko dalam mengkritisi kekuasaan, menurut Ketua LAPPAP Jember Sullam bukan tidak mengandung resiko. Pengalaman buruk yang menimpa Sullam membuatnya harus mengingat kepada kelompok kritis agar waspada dan terukur dalam melakukan agenda kritis.


“Saya sudah pernah di penjara, gara – gara mengkritisi kekuasan di era Bupati Jalal,” tuturnya.
Kali ini nasib naas juga sedang menimpanya. Gara – gara mengkritisi jalan rusak Sullam harus diperiksa Polda Jatim dengan sangkaan UU ITE, karena Sullam meng-up load di medsos aspal jalan yang mengelupas.
“Kekuasaan dengan segala macam cara tetap berusaha membungkam kelompok kritis,” tandasnya.
Tokoh muda Kholilurrahman yang dituding sebagai pendukung Faida tidak menepis tuduhan itu, dirinya mengaku merasa perlu mendengarkan pendapat dari berbagai sumber sebagai sarana belajar.


“Kalau perlu pertemuan berikutnya dirumah saya, kasian Puger,” pintanya.
Mendapat kesempatan terahir, aktivis Banteng Muda Indonesia (BMI) Roni mengapresiasi Diskusi yang digelar Jember Idea sebagai sarana saling belajar.


“Saya siap mendukung sepenuhnya,” tegasnya. (*)