Jember – Desa Sidomulyo Kecamatan Silo berada di ujung timur Kabupaten Jember, tepat berbatasan dengan Kabupaten Banyuwangi, pantaslah jika desa itu dijuluki sebagai Mutiara Jember di sudut timur, seperti disebut Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU, saat meresmikan Mall Pelayanan Public Sidomulyo On Line System, di Balai Desa Sidomulyo. Sabtu (12/02/2022 ) Siang.
Bupati Hendy menjelaskan kedatangannya ke Desa Sidomulyo dalam rangkaian agenda Ngantor di Kecamatan, yang direncanakan setiap hari Jumat dan Sabtu.
“Tujuannya agar saya bisa lebih mengetahui lebih dekat dengan rakyat, disamping juga melakukan serap informasi tentang apa sudah kami lakukan, agar menjadi acuan untuk tahun berikutnya,” ujarnya.
Merespon lompatan yang sudah dilakukan di Desa Sidomulyo, kata Bupati Hendy merupakan perwujudan dari Smart Village.
“Kita sebagai Bupati Jember mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Mas Kamil, yang baru saja dilantik menjadi kepala desa, sudah bisa membuat banyak lompatan,” ujar Hendy.
Pelayanan itu bisa berjalan, jika masyarakat serentak berkenan mempergunakan aplikasi yang sudah tersedia.
“Tapi kalau handphone nya digunakan buat main facebook saja, whatsapp saja, maka aplikasi itu tidak bisa dipakai,” sindir Hendy.
Karenanya, agar aplikasi itu bisa bermanfaat optimal Bupati Hendy menghimbau aplikasi yang sudah dibuat Pemdes Sidomulyo digunakan dan dikembangkan.
“Saya ingatkan ke Pak Kamil, jangan bosan – bosan melakukan sosialisasi dalam setiap kesempatan kepada masyarakkat,” ujarnya.
Terobosan Desa Sidomulyo diharapkan Bupati Hendy bisa menjadi rule models bagi desa lainnya.
“Silahkan desa yang lain, untuk belajar ke desa Sidomulyo, silahkan fastabiqul khoirot, berlomba lomba mencari kebaikan,” tandasnya.
Dalam sambutannya Kepala Desa Sidomulyo Kamilludin Skep Ners, menjelaskan konsep pengembangan yang dibangun sejak 1,5 bulan pasca dilantik sebagai kepala desa.
“Sidomulyo Maju Desanya, Bahagia warganya,” ujarnya.
Motto itu telah membangkitkan semangat Kamilludin untuk mencoba mengembangkan potensi yang ada, diantaranya pengembangan Pariwisata berbasis masyarakat.
“Artinya sejak awal membangunnya sudah melibatkan masyarakat, yang ahirnya diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat,” tandasnya.
Potensi lainnya, kata Kamilludin, Desa Sidomulyo sudah dikenal sebagai desa yang menjadi sentra peternakan domba, yang jumlah berkisar 3000 hingga 5000 ekor yang terjual setiap tahun. Ada Juga Batik Sidomulyo, kerajinan akar alam, Destinasi Perahu Nabi Nuh, Industri Kopi.
“Semua potensi yang ada, akan kita padukan untuk memajukian desa Sidomulyo,” paparnya.
Kamiludin juga sempat memutar vidio tentang pembangunan gapura desa, setinggi 12,5 meter lebar 17 meter, paku buminya 32 titik dengan kedalaman 12 meter, yang diharapkan akan menjadi gapura desa terbesar se Indonesia.
“Sudah kami daftarkan ke Rekor Muri, apakah akan betul-betul menjadi Gapura tertinggi atau terbesar,” katanya.
Sedangkan anggaran yang digunakan untuk membangun Gapura raksasa itu sepenuhnya berasal dari upaya sumbangan sponsor.
“Insyaallah dalam waktu dekat Gapura itu akan segera selesai,” tegasnya.
Lebih lanjut, Kamiludin menjelaskan bahwa pemerintahan desa Sidomulyo berbasis pelayanan masyarakat.
“Masyakarakat adalah raja, yang harus kita layani dengan baik,” tandasnya.
Untuk itu, melalui sistem pelayanan berbasis digital, kata Kamiludin masyarakat yang membutuhkan pelayanan KTP, KK dan adminduk lainnya tidak lagi perlu ke Jember, cukup dilayani di Kantor Desa.
“Sidomulyo on line system, bisa pakai manual, bisa pakai digital, kalau manual datang sendiri ke kantor desa, setelah selesai dibuat kita antar ke rumahnya, jadi betul – betul rakyat menjadi raja,” ujarnya.
Digitalisasi juga dilakukan dalam menjalankan pemerintahan desa, yang seluruhnya sudah memanfaatkan elektronik.
“Administrasi kita sudah tidak pakai kertas, tanda tangan kita juga sudah pakai barkot, jadi meski tidak ada kepala desa, pelayanan masyarakat masih tetap bisa berjalan,” ujarnya.
Bukan hanya itu, dalam sistem aplikasi terpadu juga bisa dimanfaatkan masyarakat untuk menyampaikan masukan tentang berbagai permasalahan yang terjadi.
“Kami juga sudah melaksanakan sensus berbasis google form, untuk mengetahui secara detail data kependudukan di desa Sidomulyo, yang dilakukan oleh para RT dan RW, hanya dalam waktu 10 hari kami sudah mendapatkan data desa Sidomulyo. Insyaallah 20 februari sudah selesai,” ujarnya.
Demikian juga, pembangunan dibidang mental religius, menurut Kamilludin dilakukan dengan menggemakan sholawat.
“Karena dengan sholawat kita yakini sidomulyo akan menjadi baldatun toyyibatun wa robbun ghofur, gemah ripah loh jinawi,” tandasnya.
Secara umum, Kamiludin menjelaskan terdapat program Desa Wisata, desa Cerdas, desa sehat, desa hukum dan melek media, serta revitalisasi BUMDes.
“Kita punya unggulan ada pengembangan kandang domba dalam sentra terpadu, dengan kapasitas 2000 ekor, yang akan kita gaduhkan kepada masyarakat, dengan model koloni – koloni,” paparnya.
Jadi, menurut Kamiludin pengembangan kandang terpadu itu bisa melibatkan 200 warga miskin, yang tugasnya hanya menyetor pakan ternak, dengan pola bagi hasil 40 persen milik investor, 40 persen milik pegaduh dan 20 persen milik BUMDes.
“Sidomulyo juga punya Sentra Ketahanan Pangan, berupa Hydriphonik Bawang Merah,” kataya.
Mengenai percepatan vaksinasi, Kamilludin melakukannya dengan memberi doorprie untuk warga yang bersedia menjalani vaksin.
“Alhamdulillah, kita sudah mencapai 85 persen,” tutupnya. (Agung)