Bupati Hendy : Petani Jual Beras Jangan Jual Gabah

Jember Hadir Untuk Rakyat (J-HUR) Putaran ke-7 di Rambipuji

Petani Jual Beras
Keterangan : Agenda Jember Hadir Untuk Rakyat putaran ke 7 di Rambipuji

Loading

JEMBERPetani Jual beras, jangan jual gabah, agar harga tidak dipermainkan, dengan menjual padinya,  petani juga bisa  mendapatkan keuntungan lebih.

Keinginan itu disampaikan Bupati Jember Ir H Hendy Siswanto ST IPU, saat Jember Hadir Untuk Rakyat (J-HUR), ngantor di Pendopo Kecamatan Rambupuji, Jum’at (25/03/2022) siang.

“Kedepan sebaiknya menjual padi, supaya harganya lebih mendapat kepastian,” kata Hendy.

Jika petani menjual beras, Hendy akan turut mendorong pemasarannya, melalui berbagai jaringan yang dimiliki pemkab Jember.

“Kami (pemkab Jember) juga turut membeli, karena kalau beras kan bisa langsung dikonsumsi,” ujarnya.

Hendy juga menyanggupi untuk membantu mesin pengering padi, agar petani bisa memprose gabahnya menjadi beras.

“Secara bergiliran, nanti kami akan membantu,” imbuhnya.

Pernyataan Bupati Hendy menjawab kegelisahan Petani Wilayah Kecamatan Rambupuji, seperti disampaikan Ketua Gapoktan Rambipuji Selamet Suhut, yang menyampaikan bahwa harga gabah ditingkat petani cenderung tidak pasti.

‘Kami ingin mendapatkan kepastian Harga Eceran Tertinggi (HET), karena yang terjadi harga berubah-rubah, kadang 3.800 (per kilo gram) kadang 3100,” tanyanya.

Menanggapi pertanyaan Gapoktan Rambipuji, Kepala Dinas Petrtanian, Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Jember, Ir Imam Suudarmaji, menegaskan bahwa sebetulnya harga sudah diatur sesuai Permendagri Nomor 24/2022, bawasaya Harga Pokok Produksi (HPP) Pemerintah telah menetapkan harga gabah kering panen (KS) sebesar Rp. 4.200 – 4..300 per kilo gram.

“Jika gabah dikeringkan, digerai atau di jemur, harganya bisa 5.300,” ujar Imam.

Imam juga mempersilahkan, jika petani bisa menjual beras, tidak lagi menjual gabahnya.

“HET nya bisa diatasi 8.300, hanya saja harus diurus perijinannya, sesuai dengan peruntukannya,” katanya.

Agar Kelompok Petani, kinerjanya bisa lebih meningkat, Imam menyarankan agar diperbaik tata kelola organisasinya.

“Sehingga bisa dibedakan dengan jelas, antara organisasi kelompok tani, dan manajemen bisnisnya, supaya tidak tumpang tindih,” ujar Imam. (Agung)

Table of Contents