Jember – Bentrok antar warga yang terjadi di wilayah Perhutani KPH Jember BKPH Lereng Hyang Barat KRPH Sumber Klopo dituding gak becus kelola hutan. Pernyataan itu sempat diungkapkan Pemerhati Kehutanan Nuruddin, pada Senin (13/06/2022)
Nurudin bahwa perselisihan antara kelompok masyarakat sudah lama terjadi, hanya saja sepertinya tidak ada penyelesaian yang konkrit.
“Bagaimanapun Perhutani merupakan pihak yang paling dan harus bertanggung jawab,” sergahnya.
Kata Nurudin, akibat dari abainya Perhutani, maka berdampak pada konflik yang berujung bentrokan.
“Rakyat kecil yang dirugikan,” tegasnya.
Menanggapi tudingan itu, Desianus selaku wakil ADM Perhutani KPH Jember Wilayah Utara/KSKPH, saat dikonfirmasi menyatakan bentrokan itu terjadi hanya karena salah paham, Senin(13/6/2022)
Perhutani, kata Desianus, yang mantan Kepala KRPH Sumber Klopo itu merasa sangat prihatin atas terjadinya bentrokan diantara sesama kelompok masyarakat di wilayah hutan tersebut.
“Sebenarnya selama ini perhutani dan muspika kecamatan Bangsalsari sering memediasi antara dua kelompok masyarakat tersebut,” tuturnya.
Mediasi, kata Desianus dilakukan guna menghindari terjadinya benturan diantara kedua kelompok masyarakat di wilayah hutan.
Desianus berjanji, dalam waktu dekat akan segera melakukan rembug bersama diantaranya, Polsek Bangsalsari, Kepala Desa Curah Kalong, Tokoh Masyarakat dan dua kelompok yang bertikai.
“Agar ada titik temu diantara kedua kelompok masyarakat tersebut,” tandasnya.
Untuk melakukan memediasi diantara kedua kelompok masyarakat tersebut pihak perhutani masih menunggu suasana reda dulu.
“Kami juga lagi menuggu informasi perkembangan lanjutan dari Polsek Bangsalsari,” katanya
Sedangkan dari pantauan tim jempolindo sampai hari Senin(13/6/2022) pihak Polsek Bangsalsari masih melakukan pemeriksaan terhadap kedua kelompok masyarakat yang bertikai. (Gito)