Bangunan Masjid Buat Joged Dangdut Warganet Sinis, DPRD Jember Membela , Rektorat UIN KHAS Jember Menepis

Loading

Jember – jempolindo.id – Vidio viral berdurasi 38 detik, Bangunan Masjid Buat Joged,  menunjukkan Rektor UIN KHAS Prof Babun Suharto juga ikut bernyanyi dangdut, mendapat tanggapan sinis Warganet. Lokasi  Bangunan masjid itu di dalam Kampus Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq – UIN KHAS Jember.

Pasalnya, Warganet menilai tidaklah pantas, meski Masjid Sunan Kalijogo yang berada dilingkungan Universitas Islam Negeri KH Ahmad Siddiq (UIN KHAS), masih belum sepenuhnya jadi, hanya sekira 60 persen, tetapi namanya juga masjid.

“Bukan soal mencari kesalahan orang, tapi mosok calon sarjana kok sudah diajari gak bener,” ucap salah seorang Nitizen.

Terlebih, dalam video tersebut, Rektor UIN KHAS tampak bernyanyi dangdut dengan salah seorang mahasiswa baru (maba) perempuan. Dalam kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN KHAS Jember.

“Rektornya lho yang katanya turut bernyanyi, wuikkkkkkk…… jelas kayaknya peradaban baru mahasiswa berlebel Islam ini,” ketusnya.

Pegiat Media Sosial, juga banyak yang mempertanyakan, kalau memang harus berjoged, sebagai luapan kegembiraan, mengapa tidak menggunakan ruangan lain, yang lebih pantas.

“Apa UIN gak punya aula atau ruangan lain ya ?,” Sindirnya seraya bertanya.

Menyikapi krkisruh itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Kelembagaan (Humas) UIN KHAS Jember Muh. Nur Affandi menegaskan, jika masjid yang berada dalam video belum difungsikan.

Sama seperti yang disampaikan Ketua Panitia pelaksanaan, kata Affandi, lokasi yang tampak seperti masjid dalam video belum berfungsi semestinya dan masih proses pembangunan 60 persen.

“Berkenan masjid yang banyak beredar di video. Itu kami tegaskan lagi belum diresmikan sebagai masjid. Karena masih proses rehab (pembangunan) 60 persen. Ke depan memang direncanakan sebagai masjid,” kata Affandi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Senin (29/8/2022).

Kedua, di lokasi yang disebut masjid itu, kata Affandi, belum bersih karena banyak keramik yang kocar kacir.

“Jadi belum disebut masjid, tapi direncanakan memang jadi masjid,” sambungnya.

Dengan beredarnya informasi di medsos terkait joget dangdut di masjid dan tampak dalam video para maba membuka alas sepatu dan duduk lesehan.

“Ya karena di lokasi tidak ada kursi, jadi semua duduk lesehan di bawah dan alas kaki dibuka. Jadi ya sewajarnya dilakukan duduk lesehan,” ucapnya.

Selain itu, Affandi menambahkan, pihaknya juga mengetahui informasi yang beredar di medsos. Jika masjid yang dimaksud dalam video, juga pernah digunakan untuk Salat Tarawih.

“Kami belum memastikan apakah di lokasi pernah dipakai untuk kegiatan salat tarawih. Kami juga belum membenarkan jika ada kegiatan Salat Tarawih di sana. Kampus kami ini kan lembaga, jadi secara resmi (untuk salat tarawih) di masjid kami yang sudah ada. Jadi kita kampus tidak tahu itu, karena ada aturan dan mekanisme yang harus dilalui. Jadi kami tidak tahu itu. Masjid kami tetap di Masjid Sunan Ampel ini,” ulasnya.

Masjid Sunan Ampel berada di halaman depan Kampus UIN KHAS. Namun demikian, lanjutnya, terkait pelaksanaan Salat Tarawih dimungkinkan untuk dilakukan beberapa waktu lalu.

“Karena kalaupun pernah dipakai, mungkin oleh beberapa mahasiswa atau orang yang ingin salat di sana dengan lokasi lebih luas. Karena kalau salat tarawih kan bisa dilakukan dua atau 3 orang jika berjamaah. Juga tempatnya bersih dan suci,” ucapnya.

“Tapi secara resmi tidak dilaksanakan Salat Tarawih di situ. Untuk Masjid kami tetap satu yakni Masjid Sunan Ampel. Jadi tidak mungkin dalam satu wilayah ada dua masjid. Makanya untuk Salat Jumat tetap kita lakukan di Masjid yang sudah ada resmi. Di lokasi yang di video tidak pernah dipakai Salat Jumat,” tandasnya.

Rektor Mengawali Joged di Masjid UIN KHAS Jember, Hanya Reflek Saja 

Kabar bahwa Rektor yang mengawali berjoged bersama para maba itu, dalam rangka kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di UIN KHAS Jember, juga menuai sindiran.

  • No

Namun terkait hal itu, Kepala Pusat Data dan Informasi Kelembagaan (Humas) UIN KHAS Jember Muh. Nur Affandi. Menepis anggapan jika Rektor UIN KHAS yang mengawali kegiatan bernyanyi dan berjoget para maba.

“Berkaitan dengan video yang beredar, di sana ada Pak Rektor dengan salah satu Maba (bernyanyi musik dangdut). Itu dalam rangka untuk dinamisasi forum saja. Karena itu digelar sekitar jam 9 pagi. Tidak ada niatan untuk sebagaimana persepsi masyarakat. Tentang video itu,” kata Affandi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan di ruang kerjanya, Senin (29/8/2022).

Menurut Affandi, kegiatan bernyanyi yang dilakukan bersama salah seorang Maba. Berbeda waktu dengan video viral yang sebelumnya dilakukan para mahasiswa.

“Disinyalir jika kegiatan berjoget di masjid. Bisa kami sampaikan sebagaimana klarifikasi ketua panitia. Kami dari Humas juga menyampaikan pelaksanaan itu. Posisinya (waktunya) berbeda dengan (video) teman-teman yang joget (sebelumnya). Pak Rektor hanya nyanyi saja, kalau yang joget itu waktu sore hari sekitar pukul 15.00 WIB. Dalam rangka kegiatan mengisi waktu pada ending akhir acara itu,” jelasnya.

Kegiatan yang dilakukan Rektor, sambungnya, diluar kesengajaan.

“Bukan direncanakan atau diprogramkan. Karena sifatnya spontanitas. Bahkan perlu diketahui, saat kegiatan Pak Rektor tidak hanya lagi itu (dangdut). Tapi juga ada kegiatan (sebelumnya) salawat juga musik gambus. Tapi kemudian yang lagi viral (lagu dangdut). Sehingga ngangkat lagu itu. Itupun spontanitas.

Sama seperti yang dilakukan pada saat kegiatan Maba yang viral di video dengan bernyanyi dan berjoget dangdut. Untuk yang dilakukan Rektor juga tidak lama.

“Reflek lagu itu, tapi kemudian ditertibkan. Tidak sampai lama,” ucapnya.

Sebelumnya diberitakan, sekelompok mahasiswa Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember sedang berjoget di masjid kampus terekam video dan viral di media sosial. Pihak kampus menyebut kegiatan joget itu berlangsung di tengah aktivitas kegiatan pengenalan kampus.

Ketua panitia pelaksana kegiatan Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) UIN KHAS Jember Dr Saihan mengatakan bahwa para pemuda-pemudi di dalam video yang viral itu memang mahasiswanya.

Saihan yang juga Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Kerja Sama, dan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN KHAS Jember menyampaikan aksi mahasiswa joget itu terjadi di tengah pelaksanaan kegiatan PABK.

Anggota DPRD Jember Membela 

Menurut Ketua Komisi D DPRD Jember Hafidi, soal viralnya dua video di UIN KHAS, bahkan Rektor Prof. Babun Suharto juga ikut bernyanyi dangdut. Harus dilakukan klarifikasi dari pihak kampus.

Masjid Buat Joged, UIN KHAS Jember, DPRD JEMBER
Saat Kunjungan Komisi D DPRD Jember di Bangunan Rencana Masjid Sunan Kalijogo UIN KHAS Jember

“Karena ramai viral di medsos beberapa hari ini, maka DPRD Jember saya kira perlu klarifikasi. Karena mau sadar atau tidak. UIN KHAS Jember adalah aset kita semua. Mencari keburukan dimana-mana gampang. Tapi bagaimana agar keburukan kita cari (solusi) bersama. Apa (kebenaran) yang terjadi sebenarnya. Jadi tidak kemudian (cukup dengan) viral,” kata Hafidi saat dikonfirmasi sejumlah wartawan, Rabu (31/8/2022).

Perlunya klarifikasi dan meluruskan informasi soal viralnya video tersebut. Kata Hafidi, juga untuk menjaga nama besar kampus yang memakai nama tokoh pahlawan asal Jember.

“Ini kan (nama kampus) memakai nama besar almarhum KH. Ahmad Syiddiq jadi harusnya kita jaga,” katanya.

Terkait kondisi masjid yang belum selesai dibangun, dan masih dinilai 60 persen oleh pihak kampus. Legislator dari PKB ini juga sedikit menyindir soal progres penyelesaian pembangunan masjid.

“Karena ini untuk kepentingan bersama, khususnya anak-anak (mahasiswa) ayo keroyokan dibangun. Jangan hanya viral. Punya seribu (rupiah), atau punya berapa, agar terwujud dan tidak sampai jadi hal-hal negatif. Saya kira jika (bangunan) ini sudah menjadi masjid, sebodoh apapun anak-anak kita tidak mungkin melakukan hal-hal yang tidak baik,” ucapnya.

“Ini ada sekedar dari teman-teman Komisi D untuk membantu (memberikan sumbangan). Paling tidak beli paku agar masjid ini bisa terealisasi,” sambungnya berkelakar.

Soal kondisi masjid, diakui Hafidi, memang masih belum sepenuhnya siap.

“Dari komisi D DPRD Jember mengecek, ternyata bangunan ini belum berfungsi sebagai masjid. Belum bersih masih tahap penyiapan,” ujarnya. (Fit)