Jempolindo.id _ “Apa Bedanya Kearab-araban dan Kecina-cinaan”. Effendi Choire, politisi Partai Nasdeem, menyampaikan pernyataan itu saat merespon keras tudingan Boni Hargens, salah satu nara sumber, pada sebuah acara TV One.
“Yang berikutnya ke arab-araban, atau ke cina – cinaan. Apa bedanya ?. Kita gak bicara itu lagi. Arab, Cina siapapun, yang menjadi warga negara Indonesia punya hak yang sama, ya,” ujarnya berapi-api.
Gus Choi, sapaan akrab Effedy Choirie, merasa terusik dengan narasi yang dibangun oleh Boni Hargens. Karena terus menyudutkan Anis Baswedan dengan membingkai politik identitas.
“Kita sama – sama bernarasi, tetapi kalau terus terusan menyudutkan Anis, seolah – olah berbahaya bagi bangsa, ini yang di bantah,” tegasnya.
Berkembangnya politik identitas, kata Gus Choi bukan Anis yang memulai, tetapi Ahok, yang telah mengutip ayat al-quran. Sehingga menimbulkan reaksi publik.
“Saya menjadi saksi ketika itu, bukan Anis yang memulainya, melainkan Ahok yang telah mengambil ayat Al-quran (Surat AL-maidah ayat 51), dan kemudian di framing,” tegasnya.
Secara filosofis dan sosiologis, menurut Gus Choi, reaksi publik kala pemilihan Gubernur DKI Jakarta, adalah benar.
“Siapa yang tidak sakit, jika disudutkan terus,” tandasnya.
Lebih lanjut, Gus Choi mengajak agar mengehentikan membangun narasi yang justru akan membangun perpecahan berbangsa dan bernegara.
“Sudahlah kita hentikan narasi politik identitas, ke depan kita bangun narasi gagasan,” ujarnya. (*)