Jember, Jempolindo.id – Aliansi Masyarakat Pemerhati Desa Kabupaten Jember (AMPD Jember), menyelenggarakan diskusi publik, di Balai Desa Curahkalong Kecamatan Bangsalsari, pada Sabtu (22/02/2025).
Hadir pada kesempatan itu, Camat Bangsalsari diwakili Kasi Trantib Abdul Kholik, Plt Sekcam Bangsalsari Novi Afriyanfi, Sekdes Curahkalong Bukhori Ismail, Koramil Bangsalsari Koko, Polsek Bangsalsari diwakili Feri, dan Pegiat Sosial, serta 50 undangan tokoh masyarakat dan Pemuda Desa Curahkalong.
Menurut Koordinator AMPD Jember Nurudin, diskusi itu diselenggarakan dalam rangka mendorong terjadinya pemerintahan desa yang bersih dan berwibawa, melalui upaya transparansi informasi publik.
“Ini merupakan program kami, dalam upaya turut berpartisipasi aktif, mendorong terjadinya transparansi informasi publik di Pemerintahan Desa,” katanya.
Melalui transparansi informasi publik, setidaknya masyarakat turut terlibat aktif, dalam pembangunan, sejak tahapan perencanaan, pelaksanaan, hingga pengawasan.
“Kami berharap, dengan adanya partisipasi masyarakat, maka pengelolaan keuangan negara lebih optimal dan profesional,” ujarnya.
Sekretaris Desa Curahkalong Bukhori Ismail menegaskan bahwa pada dasarnya Pemdes Curahkalong siap berkolaborasi dengan masyarakat, untuk kemajuan Desa Curahkalong.
“Kami berterima kasih atas kritik pemuda Desa Curahkalong, yang akan menjadikan bahan perbaikan bagi kami dalam melayani masyarakat,” ujarnya.
Masih banyak permalasahan Desa Curahkalong, yang perlu mendapatkan perhatian bersama, diantaranya tata kelola BUMDes, yang menjadi wadah untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Desa.
“Untuk itu perlu kebersamaan semua elemen masyarakat,” ujarnya.
Plt Sekcam Bangsalsari Novi, mewakili Camat Bangsalsari Basukik, menjawab terkait keterbukaan informasi publik, pada dasarnya Pemerintahan Kecamatan Bangsalsari, dapat berfungsi untuk menjembatani antara aspirasi masyarakat dan Pemerintah Desa.
Kasi Trantib Kecamatan Bangsalsari Abdul Kholik, diskusi yang sudah berlangsung merupakan kegiatan positif, yang banyak manfaatnya untuk menggugah daya kritis masyarakat.
“Kami menilai kegiatan ini positif, senyampang untuk kebaikan untuk kita bersama, malah kita ingin ada kegiatan seperti ini lagi. Begitu pesan dari pak Camat,” ujarnya.
Sedangkan Perwakilan Pemuda Desa Curahkalong Muhammad Yusuf, menyampaikan bahwa sebelumnya pernah berkali kali meminta salinan APBDes, yang hingga kini belum juga dijawab.
“Sebenarnya sebenarnya, sederhana yang kami minta hanya salinan APBDes, bukan yang lain lain,” katanya.
Permintaan Warga Desa Curahkalong itu, kata Yusuf juga sudah disampaikan, ketika beraudiensi bersama Pemdes Curahkalong, di Kantor Kecamatan Bangsalsari.
“Sayangnya, salinan APBDes itu sampai saat ini belum kami dapatkan,” kaluhnya.
Pegiat Sosial Miftahul Rachman, yang didapuk menjadi Nara sumber, dalam kesempatan itu menyampaikan pentingnya Transparansi Informasi Publik, bagi berlangsungnya pembangunan di desa, terutama yang menggunakan anggaran keuangan negara, baik melalui APBN maupun APBD.
“Adanya transparansi informasi publik, merupakan kata kunci suksesnya pelaksanaan pembangunan di desa,” katanya.
Dengan adanya transparansi informasi publik, maka rakyat akan terlibat berpartisipasi aktif, sejak tahapan perencanaan, pelaksanaan hingga pengawasan.
“Dengan demikian, maka penggunaan anggaran keuangan negara, dapat diawasi bersama, sehingga kualitasnya lebih baik, dan terhindar dari kemungkinan terjadinya penyimpangan,” jelasnya.
Pria yang akrab disapa Cak Memet itu menegaskan, bahwa sejak tahun 2015, pemerintah telah mengucurkan dana desa mencapai Rp 610 Trilliun, yang harapannya dapat mengentas kemiskinan, pengangguran, pertumbuhan ekonomi, dan partisipasi publik.
“Sayangnya, melihat fakta yang ada, anggaran sebesar itu belum menunjukkan perubahan yang signifikan, alias jauh dari harapan,” katanya.
Faktanya, kemiskinan, pengangguran, rendahnya pertumbuhan ekonomi dan rendahnya partisipasi publik, masih menjadi isu sentral.
“Untuk diperlukan kesadaran bersama semua stakeholder, bagaimana agar transparansi informasi publik menjadi budaya bersama,” tandasnya. (Slmt)