Jember _ jempolindo id _ Jember dikepung banjir, Laporan BPBD Jember, terdapat enam kecamatan yang terdampak banjir yakni Kecamatan Bangsalsari, Tanggul, Gumukmas, Puger, Ambulu, dan Tempurejo. Namun, daerah yang terparah ada di Kecamatan Tempurejo dan Ambulu.
Menanggapi situasi banjir yang memprihatinkan itu, Koordinator Pemuda Revolusi Jember Arisvan menilai salah satu penyebab banjir, karena makin berkurangnya serapan air hujan.
“Penyebab banjir, disamping faktor lainnya, makin berkurangnya resapan air,” kata Arisvan.
Menurut Arisvan, sebelum hujan turun pihaknya telah menjumpai beberapa kepala desa di wilayah Kecamatan Gumumkmas untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya banjir saat musim hujan.
“Kita sudah ingatkan jauh hari, agar dilakukan perbaikan resapan air dan saluran drainase,” jelasnya.
Arisvan mengaku masih mencoba belajar tentang kerusakan lingkungan di desanya, yang dipahaminya makin maraknya tambak yang limbahnya dibuang ke laut.
“Jarak tambak sekitar 4 meter di bibir pantai, saat musim hujan bisa menyebabkan luapan air tak terkendali,” sesalnya.
Jual Beli Kawasan Hutan
Sementara, Teguh Wahyudi dalam komentarnya di akun Facebook Pratama Muda menyatakan adanya dugaan jual beli lahan perhutani yang kian marak dan tak terkendali.
“10 x 50 m bisa dijual seharga Rp 15 juta, cepat kaya ya…..,” Tulis akun Pratama Muda.
Penulusuran Jempol, saat terjadinya banjir yang melanda Jember, kegiatan penebangan Hutan Produksi di Kawasan BKPH Hyang Barat KPH Perum Perhutani Jember masih terus berlangsung.
Memang bukan satu – satunya penyebab banjir, tetapi masyarakat menyanyangkan berlangsungnya penebangan hutan produksi yang seharusnya masih bisa menjadi penyanggah resapan air hujan justru dilakukan penebangan saat musim hujan
Diketahui, sekira 100 ribu hektar hutan di 51 Desa tak dipungkiri telah beralih fungsi menjadi perkebunan kopi rakyat.
Plus minus, alih fungsi hutan memang berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi masyarakat sekitar hutan, disisi lain tak dipungkiri dapat menyebabkan bencana alam yang terjadi di setiap musim hujan.
Kerusakan Lingkungan
Untuk itu, Pecinta Alam Kabupaten Jember Wildan Faridy merasa perlu mendesak segenap pihak agar sadar pentingnya pelestarian alam.
“Kita cermati kerusakan ekologi sudah semakin parah, karenanya sudah mendesak agar dilakukan perbaikan ekologi dalam konsep yang terintegrasi,” kata Wildan.
Wildan mencontohkan kejadian banjir yang melanda wilayah kecamatan Bangsalsari, berdasarkan observasi Sementara diketahui berasal dari aliran 5 sungai yang bertumpu di Sungai Bangsalsari.
“Jika diperhatikan, tidak semua aliran sungai berasal dari sumber mata air yang ada di hutan, ada sebagian yang berasal dari perkebunan, tetapi secara umum disebabkan tidak adanya pohon penyanggah, baik disekitar sungai maupun di sekitar mata air,” jelasnya. (*)