Keterangan Foto : Kepala Desa Sukokerto saat berbincang bersama warga
Jember_Jempol. Menjawab polemik antara Kepala Desa Sukokerto Kecamatan Sukowono Sri Sulasmi dan warga dusun Karangtengah, Jempol mencoba mengkonfirmasi Kades Sri Sulasmi, Jumat (10/7/2020).
Seperti diberitakan jempol sebelumnya : https://jempolindo.id/konflik-warga-dan-kades-sukokerto-makin-memanas/
Ditemui saat berbincang bersama warganya, Sri Sulasmi mengatakan pembuatan banner yang sengaja di pasang di Dusun Karangtengah sebenarnya untuk mempermudah sosialisasi kepada warga. Apalagi di era covid 19, Jika ada pertanyaan warga bisa menghubungi pihak yang berkompeten dibidangnya.
“Misalnya kalau ada bantuan yang tersendat warga bisa tanya ke yang menangani. Jika soal PKH tanya ke Bayu, kalau BLT DD tanya ke saya, kalau Dinas Sosial tanya ke pak Gozali. jadi biar gak suudzon ke saya lah,” katanya.
Soal pelaksanaan pengerjaan jalan paving, Kades Sri Sulasmi menyatakan sempat terjadi keterlambatan karena turunnya anggaran per termin.
“Saat menunggu turunnya termin ke tiga memang ada jedah waktu agak panjang. Jadi itu mungkin yang gak enak,” jelasnya.
lagi pula Sri Sulasmi merasa sudah minta ijin kepada penanggung jawab pembangunan masjid.
“Kan memang jalannya belum dipaving, jadi saya minta ijin ke pak haji Faisol. Beliau mempersilahkan, ooo … gak apa – apa bu, gitu katanya,” jelasnya.
Berkaitan dengan laporan Kades Sri Sulasmi ke polsek Sukowono, sebenarnya pihaknya tidak ingin warga desa Sukokerto ditunggangi pihak luar.
Sri Sulasmi hanya merasa risih jika Bupati Jember sampai mengetahui terkait keterlambatan pembangunan jalan paving.
“Nanti bisa salah paham. Kalau mediasi, apa yang mau dimediasi wong saya merasa tidak ada masalah dengan Edi (red : Mohammad Saedi) ,” katanya seraya bertanya.
Terkait masalah yang merebak, Sumiati Warga Dusun Karang Tengah mengatakan hubungan Kades Sulasmi dengan warga cukup baik.

“Bu kades Sering main – main ke warga, hubungan kami baik baik saja,” katanya.
Sedangkan Bu Juhairiyah mengatakan, jika ada yang merasa tidak suka tentu ada aja.
“Paling berapa orang, itu hanya anak – anak muda yang tidak suka,” katanya.
Mohammad Saedi Siap Klarifikasi
Sementara, Mohammad Saedi menyatakan untuk kepentingan kenyamanan Desa Sukokerto pihaknya siap diklarfikasi.

“Jika memang Bu Kades merasa tidak ada masalah ya temuilah warga baik – baik. Kalau kami yang salah, kami siap memperbaiki dan sebaliknya. agar masalah ini cepat selesai. Kami siap dipertemukan dimana saja,” tegasnya.
Ditanya soal dugaan Mohammad Saedi melaporkan kepada Bupati Jember, pihaknya menepis tuduhan itu.
“Tidak, saya tidak pernah melaporkan bu kades, ya gak tau kalau orang lain,” katanya. (sofyan)