Jember_ Jempolindo.id _ Kegiatan Festival HAM yang diselenggarakan di Jember, sejak tanggal 19 hingga 21 November 2019, mengundang tanya sejumlah kalangan. Pasalnya, masih banyak serentetan persoalan yang mengemuka menunjukkan Jember belum ramah HAM.
Seperti disampaikan Guru Tidak Tetap (GTT) penyandang Difable Muhammad Agus Sabirin yang menjadi guru disebuah Sekolah Dasar di kecamatan Jenggawah.
Menurutnya, Festival HAM itu tak lebih dari sekedar pencitraan publik belaka. Rakyat Jember masih banyak yang sengsara, terutama nasib GTT seperti yang dialaminya.
“Kebijakan Surat Penunjukan GTT yang menempatkan GTT di sekolah yang jauh jarak tempuhnya dari rumah tempat tinggal GTT,” sergahnya.
Tambahan pula, gaji GTT yang kecil, sekitar 700 ribu per bulan, itupun sering diterima tidak tiap bulan, semakin membuat GTT menderita.
“Janganlah membuat pencitraan yang tak sesuai dengan kenyataan, pencitraan festival HAM itu sepertinya membangun harapan, tapi kenyataannya nol,” tegasnya.

“Belum lagi GTT digaji jauh lebih rendah dibanding kuli bangunan. Saya justru balik bertanya, apakah benar Jember sudah ramah HAM ?,” katanya seraya bertanya. (*)