17.7 C
East Java

Kasus Oknum Petugas Keamanan Desa Curahkalong Aniaya Pemilik Kebun, Akankah Raib Kembali 

Jember, Jempolindo.id – Peristiwa penganiayaan, yang diduga dilakukan oleh Oknum yang mengatasnamakan Keamanan bentukan Kepala Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember, sudah dua kali terjadi.

Beberapa tahun lalu, juga pernah terjadi, oknum yang mengatasnamakan petugas keamanan bentukan Kepala Desa Curahkalong, menganiaya seorang warga, menggunakan sajam.

Peristiwa itu, tak jelas penanganannya. Sehingga memungkinkan pelaku mengulang kejadian serupa.

Kali ini, kasus tersebut menimpa dua petani kopi, diantaranya Samsul Arifin (48) dan Mursit (47) asal dusun Bedahan Jerit Desa Curahkalong, Kecamatan Bangsalsari, juga menjadi korban penganiayaan dan pengeroyokan dari beberapa oknum yang diduga mengaku sebagai penjaga keamanan.

Melalui vidio berdurasi 1 menit, yang dikirim kepada redaksi, peristiwa itu terjadi, saat korban sedang menjaga lahannya, pada Kamis, (6/6/2025) pukul 19.00 Wib.

Tampak, beberapa orang yang diduga sebagai petugas keamanan bentukan Kades Curahkalong, membentak bentak dengan nada marah, kepada anak pemilik lahan.

Mereka marah, karena Putra pemilik lahan menjaga lahannya sendiri, yang dianggapnya tidak percaya kepada para petugas keamanan.

“Apa kopi kamu ada yang hilang, apa karena kamu bawa bedil,” ujar oknum itu.

Cekcok antara petugas keamanan dengan pemilik lahan, menyebabkan terjadinya tindak kekerasan.

Peristiwa itu memicu puluhan warga mendatangi Kantor Polsek Bangsalsari, bermaksud melaporkan penganiayaan tersebut.

Sedangkan korban, Samsul Arifin dilarikan ke PKM Bangsalsari, karena mengalami luka di bagian kepala belakang, sebelah kanan, luka lecet disebelah mata kiri, bawah mata kiri, lecet diatas bibir kanan, pusing, mulut lecet, dan bengkak lecet didaun telinga kanan.

Sementara, Mursit mengalami luka dibagian yang hampir sama.

Menurut Samsul Arifin, kejadian bermula saat dirinya mencari putranya Firman. Setelah mendapat kabar bahwa Firman, dan Yen Tohari, dibawa oleh beberapa orang yang mengaku sebagai penjaga keamanan, saat sedang menjaga lahannya.

Setelah sampai ditempat yang dituju, Samsul bertemu dengan beberapa orang yang jumlahnya lebih dari 10 orang, tersebut diantaranya Sf, Pt, An, Bn, Sp, dan Ls.

Sempat terjadi percekcokan, sehingga Pt, diikuti beberapa orang lainnya menyerang Samsul Arifin, dan Mursit.

Namun, Sf sempat melerai, meski akibatnya, Samsul dan Mursit menderita luka luka, sehingga dilarikan ke PKM terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.

“Jadi setelah saya mendapat kabar, dari kakaknya Yen, bahwa anak saya dibawa orang yang ngaku penjaga keamanan saat menjaga kopi yang sering dirusak. Saya langsung ke lahan. Sampek sana saya tidak menemukan anak saya, namun setelah itu ada beberapa orang menyuruh saya pulang, sambil bentak bentak. Saya tanya tentang anak saya. Karena tidak ada titik temu akhirnya saya dorong, dan mereka membalas saya dengan pukulan dan pengeroyokan,” ungkap Samsul.

Dalam keterangan lain, salah satu keluarga korban Ahmad Bahri meminta agar kasus ini segera terselesaikan.

Menurutnya, penjaga Keamanan yang dimaksud diduga merupakan bentukan Kepala desa Curahkalong Abdul Qadir.

Ahmad Bahri mempertanyakan dan meminta kejelasan sikap tegas kepala desa dalam kasus ini.

“Harapan saya sebagai saudara korban agar masalah ini segera selesai, dan oknum pelaku ditangkap!,” tegasnya.

“Setahu saya yang membentuk keamanan tersebut kepala desa Curahkalong, jadi gimana sikap kepala desa dalam menangani masalah ini, intinya kalo ada apa apa kedepan terhadap petani, kami menyalahkan kepala desa selaku pemberi SK,” Imbuhnya.

“Jujur selaku petani kami resah dengan adanya kasus ini, saya harap apabila ada keamanan, jangan malah memukul warga seperti ini, kami perlu diamankan bukan dipukuli,” pungkasnya. (#)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img