22 C
East Java

Pataji Nuso Barong Tolak Keras Penetapan Hari Keris Nasional, Ini Alasannya

Jember, Jempolindo.id – Pataji Nuso Barong Kabupaten Jember, menolak keras penetapan tanggal 19 April, sebagai Hari Keris Nasional.

Sebagaimana diketahui, sebelumnya Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang juga menjabat sebagai Ketua SNKI (Serikat Nasional Keris Indonesia), telah menetapkan tanggal 19 April, sebagai Hari Keris Nasional, pada sebuah peringatan budaya, di Malang, Senin (21/04/2025).

Sontak saja, Penetapan Hari Keris Nasional itu, mendapatkan penolakan keras, dari berbagai kalangan.

Bahkan, Senapati Nusantara dan seluruh komunitas pelestari tosan aji Nusantara, juga mendukung Petisi Penolakan Penetapan tanggal 19 April, sebagai Hari Keris Nasional.

Tak terkecuali, Pataji Nuso Barong Kabupaten Jember, yang juga turut mendukung penolakan.

Penolakan itu diketahui melalui surat pernyataan sikap nomor 001/SPS/PNB/V/2025, yang ditandatangani oleh Ketua Pataji Nuso Barong Linasrillah Nurus Subhi dan Sekjen Pataji Nuso Barong Wahyu Eko Septiawan, tertanggal 4 Mei 2025.

Alasan penolakan itu, diantaranya, Pataji Nuso Barong menilai penetapan Hari Keris Nasional tidak melalui proses partisipatif, tidak berdasar historis dan kultural.

“Serta dinilai bermuatan politis, yang dapat menyesatkan makna sakral keris,” ujar Linasrillah.

Pataji Nuso Barong, lebih bersepakat mendukung tanggal 25 Nopember sebagai Hari Keris Nasional. Dengan alasan, sesuai naskah akademik 2018, yang disusun secara ilmiah, oleh Dewan Keris Nasional Senapati Nusantara.

“Hal tersebut bersandar pada pengakuan UNESCO, terhadap keris Indonesia, pada tanggal 25 Nopember 2005,” jelasnya.

Untuk itu, Pataji Nuso Barong mengajak seluruh komunitas keris Indonesia, menolak tanggal 19 April, sebagai Hari Keris Nasional, dan menetapkan Tanggal 25 Nopember, sebagai tanggal yang sah.

“Serta menjaga integritas budaya, dari kepentingan politik  sesaat,” tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Kebudayaan Fadli Zon, menganggap penting penetapan Hari Keris Nasional, sebagai upaya menjaga makna keris, sebagai warisan budaya.

“Keris bukan sekedar senjata, tetapi sebagai simbol spiritualitas, historis, dan memiliki nilai artistik,” ujarnya. (MMT)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img