19.3 C
East Java

Hadapi Perang Dagang Amerika, Prabowo Warisi Watak Kakeknya 

Loading

Jempolindo.id – Menyikapi situasi perang dagang yang dicanangkan Pemerintahan Amerika Serikat, Presiden RI Prabowo Subianto, dinilai telah mengambil langkah diplomasi yang cukup cerdik.

Sikap Prabowo itu, seperti mewarisi karakter Kakeknya, yakni Raden Mas Margono Djojohadikusumo, ayah dari Prof Soemitro Djojohadikusumo.

RM Margono dikenal sebagai peletak gagasan pendiri BNI 1946, hingga pendobrak penggunaan Devisa, untuk kepentingan negara.

Mengutip Wikipedia, dikatakan dalam sejarah ketatanegaraan Indonesia, “Hak Angket” pertama kali digunakan DPR pada tahun 1950-an. Ihwalnya berawal dari usul resolusi oleh R.M. Margono Djojohadikusomo agar DPR mengadakan “Hak Angket” atas usaha memperoleh devisa dan cara mempergunakan devisa.

Panitia angket yang kemudian dibentuk beranggota 13 orang yang diketuai Margono. Tugasnya adalah menyelidiki untung-rugi mempertahankan devisen-regime berdasarkan Undang-Undang Pengawasan Devisen tahun 1940 dan perubahan-perubahannya.

Cara Prabowo menghadapi ancaman perang dagang yang dilancarkan Presiden Amerika Donald Trump, selain cerdik, juga cukup antisipatif.

Ancaman itu disikapi Prabowo dengan melakukan penguatan komunikasi bersama pemimpin negara Asia, Eropa dan Timur Tengah.

Sikap Presiden RI itu, merupakan reaksi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan kenaikan tarif perdagangan kepada 180 negara, diantaranya Indonesia, yang dikenakan tarif 32 persen.

Kebijakan Trump merupakan langkah blunder, yang semula bermaksud menolong situasi ekonomi dalam negerinya atas ancaman defisit, lapangan kerja, hingga pengangguran, tetapi kebijakan itu bisa jadi senjata makan tuan.

Tentu saja, Indonesia yang terdampak langsung atas kebijakan itu bereaksi, dengan melakukan penguatan komunikasi bersama para pemimpin negara.

Seperti baru lalu, Presiden RI Prabowo beranjangsana dengan Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Minggu (06/04/2025).

Dalam pertemuan tersebut, kepada sejumlah media Anwar Ibrahim mengatakan membahas sejumlah isu penting, termasuk diantaramya tarif resiprokal (timbal balik) dari Amerika Serikat, yang sudah diumumkan Donald Trump, terhadap sejumlah negara, termasuk Malaysia dan Indonesia.

Sebenarnya, Prabowo sudah menyiapkan kemungkinan terjadinya perang perdagangan global, sejak masa kampanye Pilpres 2024.

Persiapan itu diantaranya dapat disimak pada kebijakan hilirisasi, memperkuat kemitraan dengan negara lain, dan mencetuskan Danantara (Daya Anagata Nusantara), agar investasi manufaktur tidak tergantung asing.

Prabowo juga telah memerintahkan jajaran kabinetnya, untuk mengambil langkah langkah strategis, dalam menghadapi perang dagang internasional.

Untuk itu, seperti yang telah disampaikan melalui siaran pers yang diterbitkan Kementerian Luar Negeri RI, Prabowo meminta dilakukan perbaikan struktural serta kebijakan penyederhanaan regulasi, dan menghapus regulasi yang menghambat, khususnya terkait dengan non-tariff barrier.

Tak berhenti hanya dengan menangani kesiapan internal, namun Prabowo juga bakalan mengutus delegasi tinggi ke Washington DC, untuk melakukan komunikasi bersama pemerintahan AS.

Perang dagang ini, merupakan ujian ditahap awal pemerintahan Prabowo Subianto, yang tentu saja banyak orang berharap dapat dilewatinya dengan baik. Karena, jika tidak dampaknya akan cukup signifikan, bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Gaya kepemimpinan Prabowo inilah, yang mengingatkan langkah langkah Kakeknya, RM Margono dalam menyelesaikan banyak masalah yang dihadapi Pemerintahan Indonesia, di masa masa pra hingga pasca kemerdekaan, khususnya dalam bidang ekonomi.

  • Penulis : Miftahul Rachman
  • Editor: Redaksi Jempolindo.id
Table of Contents
- Advertisement -spot_img

Berita Populer

- Advertisement -spot_img