16.1 C
East Java

Tak Banyak Yang Tahu, Indah Bupati Lumajang Terpilih Itu Cucu Mantan Ketua PBNU

Loading

Lumajang, Jempolindo.id – Tak banyak yang tahu, ternyata Indah Amperawati, Bupati Lumajang Terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lumajang 2024, ternyata cucu dari mantan Ketua PBNU Dr KH Idam Chalid, periode 1956 – 1984.

Karenanya, pantas saja jika keluarga Indah Amperawati yang akrab disapa Bunda Indah itu sangat dekat dengan NU.

Lantas, istri Sjahrazad Masdar (Kakak Bunda Indah) Hj Supadmi adalah anak dari H Sueb yang pernah menjadi bendahara PCNU.

Pasangan Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma memperoleh suara lebih unggul dari pasangan Thoriqul Haq dan Lucita Izza Rafika.

Dalam pemilihan tersebut, sempat muncul dikotomi pemilih antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Juga ada yang menyebut jika kekalahan Thoriqul Haq – Lucita Izza Rafika sebagai kekalahan NU.

Wacana itu diluruskan oleh salahsatu tokoh NU di Lumajang, Wakil Rois Suriah MWC NU Yosowilangun H Dimas Abdul Adim Affan atau yang akrab disapa Gus Adim.

“Tidak usah mengkotak-kotakan mengkotak-kotakan NU dan Muhammadiyah. Kita sama-sama bertekad untuk membangun Lumajang. Itu menjadi salahsatu cita-cita dan keinginan dari Bunda Indah dan Mas Yudha, bagaimana Lumajang ini kedepan lebih baik,” ucapnya kepada media, Kamis (5/12/2024).

Menurut Gus Adim, dalam Pilkada kemarin, NU terlalu dibawa-dibawa.

“NU seharusnya tidak ditarik kemana-mana, yang penting ada di mana-mana. NU itu begitu besar, kendaraan yang besar,” ujarnya.

Gus Adim tidak sepakat jika NU dikatakan kalah dalam Pilkada Lumajang.

“Saya malu sebenarnya jika NU dikatakan kalah dalam tanda kutip. Padahal tidak, malah kita bisa berusaha untuk menyelamatkan NU dari keterkekangan ini,” ujarnya.

Kemudian juga muncul narasi, jika warga NU yang memilih Indah-Yudha akan dimintai ‘pertanggungjawaban’ pada sesepuh NU. Namun lagi-lagi Gus Adim pun tidak sepakat dengan hal itu.

“Menurut saya itu cuma barisan sakit hati karena terlalu membawa-bawa NU,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Krai tersebut.

Secara pribadi, Bunda Indah di mata Gus Adim, adalah sosok yang aspiratif dan semangatnya luar biasa. Bunda Indah juga diakuinya memiliki komitmen yang luar biasa.

“Insyallah kami berharap dengan terpilihnya Bunda Indah bisa memberikan kesempurnaan yang ada di Kabupaten Lumajang. Jadi yang kurang bisa diperbaiki, yang sudah baik bisa lebih ditingkatkan. Terutama di sektor-sektor keagamaan,” ucapnya.

Gus Adim juga berharap, Bunda Indah dan Mas Yudha besi lebih dekat dengan para kyai di Lumajang.

“Mari kita hidupkan pendopo itu seperti di era Bupati Fauzi, bersama kyai, mengayomi para kyai. Hampir setiap bulan kita kumpul di pendopo,” ujarnya.

Gus Adim berpesan, saatnya masyarakat Lumajang kembali bersatu pasca Pilkada.

“Sudahlah lupakan 01 dan 02, mari bersama-sama membangun Lumajang. Kita berikan masukan hal-hal baik, yang sekiranya bisa membawa kemaslahatan untuk masyarakat,” pungkasnya. (#)

Table of Contents

Loading

Lumajang, Jempolindo.id – Tak banyak yang tahu, ternyata Indah Amperawati, Bupati Lumajang Terpilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Lumajang 2024, ternyata cucu dari mantan Ketua PBNU Dr KH Idam Chalid, periode 1956 – 1984.

Karenanya, pantas saja jika keluarga Indah Amperawati yang akrab disapa Bunda Indah itu sangat dekat dengan NU.

Lantas, istri Sjahrazad Masdar (Kakak Bunda Indah) Hj Supadmi adalah anak dari H Sueb yang pernah menjadi bendahara PCNU.

Pasangan Indah Amperawati dan Yudha Adji Kusuma memperoleh suara lebih unggul dari pasangan Thoriqul Haq dan Lucita Izza Rafika.

Dalam pemilihan tersebut, sempat muncul dikotomi pemilih antara Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah. Juga ada yang menyebut jika kekalahan Thoriqul Haq – Lucita Izza Rafika sebagai kekalahan NU.

Wacana itu diluruskan oleh salahsatu tokoh NU di Lumajang, Wakil Rois Suriah MWC NU Yosowilangun H Dimas Abdul Adim Affan atau yang akrab disapa Gus Adim.

“Tidak usah mengkotak-kotakan mengkotak-kotakan NU dan Muhammadiyah. Kita sama-sama bertekad untuk membangun Lumajang. Itu menjadi salahsatu cita-cita dan keinginan dari Bunda Indah dan Mas Yudha, bagaimana Lumajang ini kedepan lebih baik,” ucapnya kepada media, Kamis (5/12/2024).

Menurut Gus Adim, dalam Pilkada kemarin, NU terlalu dibawa-dibawa.

“NU seharusnya tidak ditarik kemana-mana, yang penting ada di mana-mana. NU itu begitu besar, kendaraan yang besar,” ujarnya.

Gus Adim tidak sepakat jika NU dikatakan kalah dalam Pilkada Lumajang.

“Saya malu sebenarnya jika NU dikatakan kalah dalam tanda kutip. Padahal tidak, malah kita bisa berusaha untuk menyelamatkan NU dari keterkekangan ini,” ujarnya.

Kemudian juga muncul narasi, jika warga NU yang memilih Indah-Yudha akan dimintai ‘pertanggungjawaban’ pada sesepuh NU. Namun lagi-lagi Gus Adim pun tidak sepakat dengan hal itu.

“Menurut saya itu cuma barisan sakit hati karena terlalu membawa-bawa NU,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Bustanul Ulum Krai tersebut.

Secara pribadi, Bunda Indah di mata Gus Adim, adalah sosok yang aspiratif dan semangatnya luar biasa. Bunda Indah juga diakuinya memiliki komitmen yang luar biasa.

“Insyallah kami berharap dengan terpilihnya Bunda Indah bisa memberikan kesempurnaan yang ada di Kabupaten Lumajang. Jadi yang kurang bisa diperbaiki, yang sudah baik bisa lebih ditingkatkan. Terutama di sektor-sektor keagamaan,” ucapnya.

Gus Adim juga berharap, Bunda Indah dan Mas Yudha besi lebih dekat dengan para kyai di Lumajang.

“Mari kita hidupkan pendopo itu seperti di era Bupati Fauzi, bersama kyai, mengayomi para kyai. Hampir setiap bulan kita kumpul di pendopo,” ujarnya.

Gus Adim berpesan, saatnya masyarakat Lumajang kembali bersatu pasca Pilkada.

“Sudahlah lupakan 01 dan 02, mari bersama-sama membangun Lumajang. Kita berikan masukan hal-hal baik, yang sekiranya bisa membawa kemaslahatan untuk masyarakat,” pungkasnya. (#)

Table of Contents
- Advertisement -spot_img
- Advertisement -spot_img

Berita Populer