jempolindo.id – Mengapa saya pilih nama Jempol sebagai nama Media On Line, mulanya hanya sebagai singkatan dari Jember Publikasi On Line, dengan harapan media ini akan menjadi wadah publikasi bagi siapa saja yang membutuhkannya.
Menjelang launching, sambil menunggu Tim IT selesai ngotak ngatik designya, saya coba cari tahu makna lain dari Jempol, ternyata maknanya begitu dalam dan luas.
Saya pandangi jempol Sambil menggerak gerakkan mencoba memahami keberadaannya. Saya menggenggam, terasa genggaman menjadi lebih kuat, lalu saya gerakan jempol ke lima penjuru, ternyata setiap penjuru punya makna berbeda :
> ke depan : menyanjung, menghormati orang
> ke belakang : menyingkirkan
> ke bawah : tanda tak sepaham
> ke atas : tanda sepakat
> menunjuk pada diri sendiri : sedikit ego, menunjukkan diri lebih
> Jika jempol bersama jari lainnya melambai bisa bermakna berpisah atau menyapa
> Jika dirapatkan bersama jari kanan dan kiri bisa berarti mohon maaf
> jika berjabatan tangan bermakna menyambung silaturahim
Jempol juga menunjukkan identitas diri, tidak satupun anak manusia yang sidik jari jempolnya identik, karenanya cap jempol digunakan sebagai pengesahan atau persetujuan.
Para ahli juga berbeda pandangan tentangan filosofi Jempol, bergantung latar belakang keilmuannya.
Frans (2015) menyatakan bahwa ibu jari atau yang biasa kita sebut jempol merupakan simbol pemimpin atau pejabat. Ibu jari merupakan yang utama dan induk dari keempat jari lainnya. Kenapa ini identik dengan simbol pemimpin atau pejabat? Karena ibu jari biasanya identik dengan persetujuan, kebagusan, dan sifat baik. Bukankah pemimpin biasanya menjadi tokoh sentral untuk urusan setuju dan tidak setuju pada sebuah keputusan? Pimpinan juga merupakan patron, dimana apa yang biasanya dianggap baik oleh pemimpin, juga diikuti oleh rakyatnya? Coba angkat jempol untuk menyatakan rasa setuju, maka keempat jari yang lain pasti menunduk. (Kompasiana.com)
Fachrul Razi, M.I.P (2014) juga menuturkan bahwa pemimpin yang bijak adalah orang yang merasa tidak pernah segan dalam memberikan apresiasi, pujian atau sanjungan terhadap orang lain, baik bawahannya, relasi mitranya ataupun lawannya sekaligus. Jiwa sportifitas dan objektifitas menunjukkan bahwa kita berjiwa besar dan cerdas dalam memberikan penghargaan buat orang lain yang telah melaksanakan tugas dengan baik, meskipun dalam wujud satu langkah kecil.
Peranan Jempol bagi jemari lainnya begitu menentukan, tanpa Jempol jemari lainnya hampir tak bisa melakukan aktifitas yang sempurna. Jempol adalah penguat jemari lainnya dan hanya jempol yang mampu menyentuh ujung telunjuk, jari tengah, jari mania, dan kelingking dengan sempurna.
Kata lain sebutan Jempol adalah Ibu Jari. Saya bertanya tanya dengan sebutan ibu jari, mengapa bukan bapak jari, anak jari atau teman Jari ?
Ternyata peranan jempol senada dengan peranan kaum Ibu atau Wanita. Seperti kata cerdik pandai, baik buruknya suatu bangsa tergantung baik buruknya kaum ibu atau Wanita, begitupun dilingkungan keluarga. Baik buruknya anak sangat tergantung pada sikap Ibunya.
Ibu pemarah akan manjadikan anaknya tak percaya diri, begitupun ibu penyanyang akan menjadikan anaknya penuh kasih sayang.
Seringkali orang menyalahkan anak yang nakal, tanpa tahu bahwa ada peranan negatif ibu dalam membentuk karakter anaknya.
Seperti ibu, media Massa Punya peranan menentukan dalam membentuk karakter publik.
> Sajian media yang provokatif akan menggugah amarah pembaca.
> Sajian media yang berbohong (hoax) dengan menyembunyikan fakta yang sesungguhnya untuk kepentingan tertentu akan menyebabkan publik menjadi dungu
> sajian media yang mengabaikan kebenaran
> sajian media politik pasca kebenaran
Kebebasan Penggunaan Media sosial yang hampir sulit dikendalikan kian membuat prinsip prinsip moralitas dan kebenaran menjadi terabaikan. Meski sudah diatur dalam UU IT tetapi seolah tak menyebabkan Jera para pegiat medsos yang menjadikan medsos sebagai wadah untuk menuangkan keliaran pikiran.
Untuk tujuan meluruskan kembali peran media itulah jempolindo.id hadir ditengah tengah hiruk pikuknya pertumbuhan media on line.
Pemilihan jargon Be Four Points O juga merupakan pilihan yang selaras dengan perkembangan peradaban yang tak terhindarkan dari arus perkembangan tehnologi informasi. Sudi atau tidak, peradaban baru akan datang dan menggerus Siapapun yang tak siap menghadapinya.
Mengawali dari yang paling mungkin kami akan coba menjadi agen perubahan menuju masyarakat yang lebih baik. (M1)