Jakarta – Jempolindo.id – Sungguh sangat sederhana untuk bisa menjadi pemimpin Indonesia, cukup rambut putih dan dahi berkerut, seperti yang diungkapkan Presiden Jokowi, saat menghadiri acara Relawan Gerakan Nusantara Bersatu, di Gelora Bung Karno, pada hari Sabtu (26/11/2022).
“Calon presiden ke depan itu rambutnya uban, dan dahinya berkerut, karena sering memikirkannya rakyatnya,” ujar Jokowi.
Sesederhana itu, cara Jokowi memberikan kreteria seorang pemimpin. Masyarakat mentafairkan pernyataan Jokowi, sebagai sebuah pernyataan dukungan kepada sosok tertentu, yang memiliki ciri serupa, seperti Ganjar Pranowo, yang memang sedang naik daun dalam berbagai survey bakal calon presiden tahun 2024 mendatang.
Harus diakui, memang Jokowi punya magnet sebagai seorang pemimpin, jika dibandingkan dengan Presiden terdahulu. Seperti diungkapkan Panda Nababan, setiap perilaku dan perkataan Jokowi dapat mempengaruhi publik begitu kuat.
“Jika dibandingkan dengan SBY misalnya, setiap perilaku Jokowi berpengaruh terhadap perilaku masyarakat,” kata Panda Nababan dalam acara TV one.
Terbukti memang, pernyataan Jokowi soal ciri presiden mendatang, membuat masyarakat heboh. Semua turut membahas, dengan segala macam sudut pandang, bisa setuju atau bahkan mengkritisi, bahkan nyinyir.
Seperti diungkapkan Wartawan Senior Jawa Timur Cak Abror, melalui channel YouTube Tunjek Poin FNN, msngatakan bahwa secara intelektual Jokowi terlalu sederhana, sebuah pernyataan yang sengaja dihaluskan, agar tidak terkesan merendahkan.
“dadi rambute putih, ambek raine kisut iku dadi indikator mikiri bongso, dadi Yo maklum, lek aku sih dudu ngelekno pak Jokowi, dadi intelektualitase terbatas sederhana,” ungkapnya dalam bahasa khas Jawa Timuran.
Abror menyebutkan bahwa Jokowi tidak bisa membangun sebuah wacana pemikiran, hal itu terlihat dalam setiap pidatonya.
“Misale, coba sebutkan nama nama ikan, iku menunjukkan pak Jokowi iku sederhana, tetapi pemikirannya juga sederhana. Gak iso dek e membuat wacana yang mendorong orang dalam perdebatan intelektualitas,” ujarnya, setengah menyindir.
Menurut Abror pernyataan Jokowi bukan hanya mengarahkan kepada salah satu sosok, misalnya kepada Ganjar, tetapi juga mengarahkan orang agar tidak mendukung Anis Baswedan.
“Tapi kan juga menyakitkan banyak orang, kan menyindir PDIP, mbak Puan kan Yo gak gelem kalau disebut-sebut rambute putih, raine kisut, wong raine Mbak Puan Yo kinyis kinyis,” ujar Abror.
Pernyataan Abror ada benarnya, terbukti ada politisi PDI Perjuangan yang langsung bereaksi, atas acara berkumpulnya relawan Pendukung Jokowi di GBK.
Anggota DPR-RI dari PDI Perjuangan, menilai bahwa pertemuan Relawan Jokowi itu sudah terlalu berlebihan, terlebih dilakukan pada saat terjadinya bencana Gempa Bumi di Cianjur Jawa Barat.
“Kan lebih baik turun ke bawah, membantu masyarakat yang sedang dilanda bencana,,” katanya.
Bahwa Sekjend PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto juga turut berkomentar keras, dengan membuat sindirian tajam terhadap ring satu lingkaran Jokowi.
“Saya pribadi sangat menyesalkan adanya elite relawan yang dekat dengan kekuasaan, lalu memanfaatkan kebaikan Presiden Jokowi sehingga menurunkan citra Presiden Jokowi. Akibatnya kehebatan kepemimpinan Presiden Jokowi di acara G20 yang membanggakan di dunia, dan rakyat Indonesia, lalu dikerdilkan hanya urusan gegap gempita di GBK,” kata Hasto dalam keterangannya, Minggu (27/11/2022).
Hasto menyebut bahwa apa yang terjadi di GBK itu, sesungguhnya bukanlah watak Jokowi, yang lebih suka turun ke bawah daripada memobilsai masa.
“PDI Perjuangan menegaskan bahwa watak kepemimpinan Pak Jokowi adalah politik pemberdayaan rakyat dengan blusukan, turun ke bawah, bukan politik mobilisasi sebagaimana terjadi di Gelora Bung Karno belum lama ini,” kata Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (28/11/2022). (#)